Pengeluaran cloud bisa tiba-tiba membengkak tanpa disadari. Kadang, bukan proyek besar yang bikin boros, tapi instance dev yang lupa dimatikan, atau autoscaling yang terus berjalan hingga akhir pekan. Tanpa pemantauan yang tepat, tagihan bisa membengkak tanpa alasan yang jelas.Â
Banyak tim biasanya lebih fokus ke performa dan uptime saat pakai cloud. Sayangnya, urusan biaya sering jadi prioritas kedua... sampai tim Finance mulai bertanya-tanya.Â
Berikut 7 langkah praktis yang bisa Anda terapkan sekarang untuk menjaga agar pengeluaran cloud tetap terkendali, tanpa mengorbankan performa atau fleksibilitas tim Anda.Â
1. Pasang Batas Anggaran Sejak AwalÂ
Menetapkan batas anggaran di awal itu keputusan cerdas. Berbagai provider cloud, seperti AWS, GCP, atau Azure, biasanya menyediakan fitur yang memungkinkan Anda untuk menetapkan ambang batas pengeluaran, atau threshold, misalnya di 70%, 85%, dan 100%. Begitu batas itu tercapai, Anda langsung mendapat notifikasi.Â
Ini bukan cuma soal menghindari kejutan biaya untuk tim Finance, tapi juga memberi tim DevOps pandangan langsung soal apa saja yang sedang terjadi. Jika ada potensi pemborosan di tengah bulan, Anda masih punya waktu untuk bertindak daripada harus menjelaskan lonjakan angka di akhir bulan.Â
2. Pastikan Semua Resource Sudah Diberi Label
Satu VM yang tidak memiliki label atau tag mungkin terlihat seperti hal yang sepele. Tapi kalau kebiasaan itu dibiarkan di lingkungan dev, staging, sampai produksi, Anda bisa kehilangan visibilitas soal siapa yang pakai apa. Â
Tag atau label seperti nama proyek, pemilik, dan lingkungan (dev/test/prod) bisa membuat semuanya lebih transparan. Kalau ada suatu layanan yang boros, Anda bisa langsung tahu siapa yang harus diajak bicara.Â
Agar lebih rapi, terapkan aturan tagging otomatis atau kebijakan yang mewajibkan setiap resource baru memiliki tag. Ini langkah kecil, tapi dampaknya besar buat laporan dan efisiensi biaya.Â
3. Cek dan Sesuaikan Komitmen Cloud Anda Secara Rutin
Reserved Instances atau Savings Plans bisa membantu Anda menghemat uang, asal masih sesuai dengan kebutuhan.Â
Tapi jujur saja—seberapa sering Anda benar-benar mengecek ulang komitmen 1 atau 3 tahunan itu?Â
Tim berkembang, workload berubah, prioritas bergeser. Kalau tidak dicek rutin, Anda bisa terjebak dalam membayar untuk kapasitas yang sudah tidak digunakan.Â
Luangkan waktu tiap kuartal untuk evaluasi: Apakah workload-nya masih jalan? Apa ada pola penggunaan baru? Atau ada model harga baru yang lebih menguntungkan?Â
Hanya membutuhkan 30 menit review singkat setiap bulan, tapi dampaknya bisa besar. Bahkan, bisa membantu Anda menghemat puluhan juta dalam setahun.Â
4. Matikan Yang Sudah Tidak DigunakanÂ
Lingkungan developing dan testing itu seharusnya bersifat sementara. Tapi seberapa sering mereka tetap aktif sampai akhir pekan?Â
Jam-jam idle ini cepat sekali menumpuk. Dan Anda tetap membayar untuk semua VM, disk, atau layanan yang sebenarnya tidak digunakan.Â
Solusinya? Otomatisasi.Â
Set jadwal untuk mematikan resource setelah jam kerja. Atau aktifkan idle timer—agar ketika tidak ada aktivitas selama beberapa jam, resource tersebut bisa otomatis dimatikan.Â
Sebagian besar platform cloud sudah punya fitur ini. Konsultasikan dengan provider Anda agar Anda bisa segera mengimplementasikan fitur ini. Mudah, hemat, dan tetap menjaga efisiensi.Â
5. Review Rutin Setiap Bulan
Mengontrol biaya bukan hal yang bisa dilakukan dalam sekali jalan. Anda harus menjadikannya sebuah kebiasaan jangka panjang.Â
Sediakan waktu 30 menit setiap bulannya. Ajak tim cloud, DevOps, atau engineer Anda untuk bersama-sama mengevaluasi pengeluaran, kepatuhan memberi label, dan workload baru.Â
Dengan begini, saat ada anomali, Anda bisa langsung menginvestigasi lebih cepat. Tapi jangan lupa untuk memberi apresiasi saat tim berhasil mengelola pengeluaran secara efisien.Â
Kebiasaan ini bisa membantu membangun budaya cost-awareness di dalam tim. Semua orang jadi lebih peka terhadap dampak finansial setiap kali ingin mendeploy sesuatu.
Lama-kelamaan, strategi Anda pun tidak lagi sekadar reaktif, melainkan proaktif.Â
6. Cegah Pemborosan Karena Resource yang Terlupakan
Sering terjadi: disk lama yang tertinggal, IP publik yang tidak lagi dipakai, atau load balancer yang menganggur tapi tetap aktif.Â
Setiap komponen kecil itu bisa jadi kebocoran biaya. Jadi., biasakan meng-audit resource secara berkala. Gunakan laporan dari cloud provider Anda untuk cek resource yang menganggur. Anda juga bisa menghapus layanan-layanan yang sudah tidak aktif.  Â
Bersih-bersih kecil seperti ini, kalau dilakukan rutin, bisa memangkas pengeluaran secara signifikan.Â
7. Prioritaskan Visibilitas Real-Time
Kalau Anda tidak bisa melihat penggunaan cloud secara real-time, itu sama saja dengan berjalan tanpa arah.
Untuk mencegah hal ini, manfaatkan tools monitoring yang bisa menunjukkan siapa yang memakai apa, kapan, dan seberapa besar pemakaiannya. Semakin cepat Anda mengenali pemborosan, semakin cepat pula Anda bisa bertindak.
Jangan tunggu sampai akhir bulan baru menyadari lonjakan biaya. Visibilitas yang baik membantu Anda tetap agile, tanpa kehilangan kendali.Â
Siap Menjadi Lebih Hemat?
Mengontrol biaya cloud bukan soal menghentikan produktivitas tim Anda. Ini soal memberi mereka visibilitas, batasan, dan alat yang tepat.
Belum yakin harus mulai dari mana? Kami siap membantu Anda mengidentifikasi area yang bisa dihemat dan menyusun strategi yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Anda juga bisa mulai dengan membaca 5 "Kebocoran" Biaya Cloud yang Sering Diabaikan dan Diam-Diam Menguras Anggaran AndaÂ
Yuk, mulai kelola cloud Anda dengan lebih bijak dan efisien.Â