Akhir tahun sering terasa seperti lomba melawan waktu dalam menyusun anggaran tahunan. Bagi banyak organisasi, siklus ini baru benar-benar dimulai di kuartal 4, saat tim manajemen sibuk menutup pembukuan, memproyeksikan pertumbuhan, dan merancang inisiatif baru. Namun, untuk cloud, menunggu hingga akhir tahun dapat menjadi kesalahan yang mahal.
Dengan pengeluaran cloud yang terus menjadi salah satu pos biaya IT paling cepat membengkak, sebagai pengambil keputusan punya peluang yang langka: menjadikan 2026 sebagai momentum untuk membangun fondasi digital yang lebih ramping, cerdas, dan tangguh.
Kuncinya adalah memulainya sekarang dengan menyelaraskan efisiensi cloud dan kesiapan keamanan organisasi Anda.
Mengapa Anggaran Cloud Harus Disiapkan dari Sekarang
Lupakan anggapan bahwa anggaran hanya urusan tim keuangan. Faktanya, anggaran cloud saat ini merupakan bagian dari strategi bisnis.
Dari anggaran cloud, organisasi dapat membentuk keunggulan kompetitif, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan membangun kepercayaan investor. Namun, banyak organisasi masih menunda diskusi anggaran cloud hingga Q4, saat tekanan untuk “memfinalisasi anggaran” membuat ruang untuk berpikir strategis semakin sempit.
Dengan mulai lebih awal, organisasi mendapatkan tiga keuntungan utama:
- Waktu untuk memperbaiki inefisiensi
Lingkungan cloud cenderung membengkak: terdapat resource yang tidak terpakai, workload berlebihan, atau shadow IT. Menyelesaikan masalah ini sejak dini memberi kejelasan ke mana sebenarnya anggaran digunakan.
- Penyelarasan yang lebih kuat antara tim keuangan dan IT
Diskusi awal memungkinkan prioritas bersama ditetapkan sejak awal, sehingga mengurangi konflik antar departemen yang diakibatkan oleh permintaan mendadak. Hasil efisiensi pun bisa diarahkan untuk reinvestasi, bukan sekadar pemangkasan biaya.
- Perencanaan risiko yang proaktif
Dengan siklus anggaran dimulai lebih awal, pimpinan dapat mengalokasikan dana untuk optimasi sekaligus mitigasi risiko ke depan, bukan menjadikannya dua percakapan yang terpisah.
Dampak dari Alokasi Anggaran yang Tidak Tepat
Meski adopsi cloud computing sudah berlangsung bertahun-tahun, masih banyak organisasi yang jatuh pada jebakan klasik dalam menyusun anggaran:
- Meremehkan potensi optimasi
Banyak anggaran masih mencerminkan pola lift-and-shift dibandingkan environment yang sudah dioptimalkan. Tanpa memperhitungkan inisiatif efisiensi seperti rightsizing, otomasi, atau pengelolaan workload, anggaran akan terus mengalami pemborosan tiap tahunnya.
- Menganggap cloud sebagai biaya tetap
Berbeda dengan infrastruktur tradisional, pengeluaran yang dihasilkan dari cloud bersifat fleksibel. Namun, banyak organisasi masih memperlakukannya sebagai biaya yang statis. Pola pikir ini menghambat kelincahan dan mencegah eksplorasi akan arsitektur yang hemat biaya.
- Mengabaikan keterkaitan efisiensi dan keamanan
Efisiensi sering dipandang hanya sebagai tugas dari departemen keuangan, sementara keamanan dianggap sekadar fungsi kepatuhan. Padahal, inefisiensi memperbesar permukaan serangan. Artinya, kegagalan dalam menciptakan anggaran berarti kehilangan peluang penghematan sekaligus melemahkan ketahanan organisasi Anda.
Menghindari kesalahan ini bukan soal menekan tim IT untuk berhemat, tapi tentang memastikan bagaimana cloud tetap menjadi aset strategis organisasi.
Mengenal IT Maturity Model
Setiap organisasi modern saat ini pasti ada di suatu titik pada kurva kematangan IT. Beberapa masih sibuk memadamkan “tagihan cloud” dengan pemotongan ad hoc. Sementara yang lain sudah memperlakukan cloud sebagai sistem yang dinamis: terukur, dioptimalkan, dan terhubung langsung dengan hasil bisnis.
Lima tahap IT maturity model:
- Ad-hoc: Pengelolaan IT masih berantakan, dengan berbagai alat dan vendor yang tidak sinkron.
- Repeatable: Mulai ada aturan dasar, KPI sederhana, dan peran yang jelas.
- Controlled: Aturan jelas, monitoring rutin, pelatihan, dan sinkronisasi IT dengan kebutuhan bisnis.
- Managed: IT terhubung erat dengan tujuan bisnis, metrik selalu diukur, dan mulai ada otomasi serta kolaborasi lintas tim.
- Optimized: IT berjalan mulus seperti mesin terawat: reliabel, risiko rendah, masalah dicegah sebelum terjadi, dan menyatu dengan seluruh proses bisnis.
Menentukan posisi organisasi Anda pada spektrum ini sangat penting untuk penyusunan anggaran 2026. Dengan begitu, alokasi anggaran bisa lebih relevan dan tepat sasaran.
Menghubungkan Efisiensi dengan Kesiapan Cloud
Mengapa matrix kematangan IT penting untuk 2026? Karena efisiensi bukan sekadar memangkas biaya, melainkan soal kesiapan masa depan.
Resource yang tidak terpakai atau salah konfigurasi bukan hanya pemborosan—tetapi juga menjadi celah serangan. Anggaran untuk efisiensi, seperti monitoring berkelanjutan dan manajemen siklus hidup akan memperkecil risiko sekaligus memenuhi regulasi yang makin ketat.
Di sisi lain, cloud yang efisien mengurangi konsumsi energi dan jejak karbon yang dihasilkan. Hal ini memperkuat performa operasional sekaligus meningkatkan kepercayaan investor terhadap keberlanjutan organisasi.
Singkatnya, efisiensi adalah jembatan antara disiplin finansial dengan resiliensi bisnis di masa depan.
2026 Membutuhkan Anggaran yang Visioner
Tahun 2026 akan dipengaruhi oleh dua pengaruh besar: tekanan ekonomi dan ancaman keamanan. Investor, regulator, dan pelanggan sama-sama menuntut organisasi untuk disiplin secara finansial sekaligus tangguh terhadap risiko.
Fondasi dari keduanya adalah cloud yang lebih ramping dan cerdas. Fondasi ini tidak bisa dibangun dengan tergesa-gesa di Q4, melainkan harus dimulai dari sekarang selagi masih ada waktu untuk bertindak.
Jangan tunggu hingga akhir tahun untuk memikirkan ulang anggaran cloud Anda. Mulailah dengan menilai tingkat kematangan IT organisasi dan bangun strategi untuk anggaran yang optimal, keamanan yang kuat, dan pertumbuhanlebih cerdas.
