Cloud memang fleksibel dan powerful. Tapi sayangnya, banyak perusahaan—bahkan yang sudah berpengalaman—justru mengalami lonjakan biaya yang sulit dikendalikan.
Kenapa bisa begitu? Karena ada jebakan-jebakan kecil yang sering terlewat: resource yang idle, layanan pihak ketiga, hingga data egress yang tak pernah dihitung sebelumnya. Dan ini bisa merusak anggaran tanpa disadari.
Artikel ini membahas lima biaya tersembunyi di cloud yang sering luput dari perhatian. Kami juga membagikan tips praktis yang bisa langsung Anda terapkan untuk mengurangi pemborosan, meningkatkan efisiensi, dan mengendalikan biaya cloud Anda.
1. Alokasi Sumber Daya yang Berlebihan
Ini kesalahan yang sering terjadi: kapasitas server dilebihkan demi “jaga-jaga”—padahal tidak pernah benar-benar dipakai.
Namun, alokasi berlebihan seperti ini bisa menyebabkan Anda terus membayar kapasitas yang sebenarnya tidak digunakan. Jika kebiasaan ini dibiarkan dan diterapkan di banyak lingkungan atau proyek, biayanya bisa cepat membengkak.
Untuk mencegah hal ini, Anda bisa memanfaatkan fitur right sizing dari penyedia cloud untuk menganalisis pola penggunaan dan memberikan rekomendasi kapasitas yang lebih sesuai kebutuhan. Selain itu, fitur auto-scaling bisa membantu menyesuaikan kapasitas secara otomatis sesuai kebutuhan aktual, sehingga Anda hanya membayar sesuai pemakaian.
2. Resource Idle atau Terlupakan
VM, database, atau storage volume yang tidak digunakan—atau bahkan sudah dilupakan—bisa menjadi beban biaya yang tidak terlihat. Biasanya resource ini dialokasikan untuk testing, backup, atau kebutuhan sementara lainnya. Tapi setelah selesai, tidak ada yang menonaktifkan atau menghapusnya. Dalam tim yang bergerak cepat, hal ini bisa sangat mudah terjadi.
Kadang resource dibiarkan aktif “untuk jaga-jaga” kalau dibutuhkan lagi nanti. Tanpa pengawasan yang jelas, resource ini bisa terus aktif dan membebani tagihan setiap bulan—walaupun sudah tidak memberikan nilai atau fungsi yang nyata.
Untuk mengatasinya, Anda bisa melakukan audit rutin pada semua sumber daya atau resource yang aktif. Biasakan untuk menghapus atau mematikan yang sudah tidak diperlukan. Anda juga bisa menggunakan tools otomatis untuk menemukan resource yang idle atau tidak lagi dipakai, dan pastikan setiap resource ditandai dengan tag yang jelas untuk memudahkan pelacakan siapa yang men-deploy resource tersebut dan kapan bisa dihapus dengan aman.
3. Biaya Transfer Data (Data Egress Charges)
Mengirim data keluar dari cloud—baik ke internet, region cloud lain, atau ke data center on-premises—bisa dikenakan biaya yang cukup tinggi. Biaya ini disebut data egress, dan sering kali tidak diperhitungkan di tahap awal perencanaan.
Banyak tim yang mengira bahwa menyimpan data di cloud selalu lebih murah, apalagi karena proses upload biasanya gratis. Namun, saat data dipindahkan ke luar cloud—baik ke internet, region lain, atau data center on-premises—biaya tambahan dapat muncul, apalagi jika dilakukan secara rutin dalam jumlah besar.
Contohnya, jika aplikasi Anda terus-menerus mengambil data dari database di cloud dan mengirimkannya ke pengguna atau layanan di region lain, maka semua trafik tersebut akan dikenakan biaya. Biaya seperti ini sering terlambat disadari—dan bisa semakin besar seiring pertumbuhan pengguna atau workload.
Untuk menghindari biaya transfer data yang membengkak, usahakan agar aplikasi dan data yang saling terhubung ditempatkan di region yang sama. Dengan begitu, Anda tidak perlu membayar mahal untuk transfer data antar lokasi. Anda juga bisa menggunakan Content Delivery Network (CDN) agar data lebih cepat diakses pengguna tanpa harus bolak-balik antar region. Selain itu, penting untuk memantau secara rutin seberapa sering data dipindahkan dan ke mana arahnya, agar bisa lebih mudah mengontrol biayanya.
4. Layanan Pihak Ketiga & Add-On Marketplace
Mayoritas platform cloud kini menyediakan berbagai layanan pihak ketiga—seperti AI tools, layanan cyber security, hingga software analitik—yang bisa langsung diaktifkan dan ditagihkan lewat akun cloud Anda. Layanan tambahan seperti ini memang terlihat praktis karena tidak perlu instalasi manual atau integrasi rumit. Namun, biayanya sering kali tidak langsung terlihat di awal, terutama jika dihitung berdasarkan penggunaan atau memiliki skema berlangganan otomatis. Jika tidak diawasi dengan baik, tagihan dari layanan-layanan ini bisa diam-diam bertambah besar dan membebani anggaran operasional.
Beberapa layanan mungkin sudah diaktifkan sejak awal saat deployment dan kemudian dilupakan. Beberapa layanan bahkan memiliki fungsi yang tumpang tindih dengan tools lain. Ada juga yang awalnya hanya free trial, tapi tanpa disadari berubah menjadi paket berbayar.
Itulah kenapa penting untuk rutin memeriksa laporan tagihan cloud Anda. Dari sana, Anda bisa mengevaluasi kembali: mana layanan yang masih relevan dan memberi nilai nyata, dan mana yang hanya membebani anggaran tanpa manfaat yang jelas.
5. Manajemen Penyimpanan yang Tidak Efisien
Layanan cloud umumnya menyediakan berbagai jenis penyimpanan dengan harga yang berbeda. Hot storage ditujukan untuk data yang sering diakses—cepat dan fleksibel, tapi mahal. Cool storage cocok untuk data yang jarang diakses, tapi masih mungkin dibutuhkan sewaktu-waktu. Sementara archive storage adalah yang paling murah, cocok untuk data lama yang jarang digunakan.
Masalah muncul ketika perusahaan menyimpan semua data di hot storage, padahal sebagian besar data tersebut jarang dibuka. Hal ini menyebabkan pengeluaran yang sebetulnya tidak perlu. Biasanya, ini disebabkan oleh kurangnya kebijakan pengarsipan yang jelas, takut menghapus data penting, atau kurangnya pemahaman tentang opsi dan biaya penyimpanan.
Untuk menghindari pemborosan, Anda bisa membuat aturan otomatis yang memindahkan data ke jenis storage yang lebih murah jika tidak diakses dalam periode tertentu. Selain itu, penting juga untuk mengedukasi tim tentang jenis-jenis storage dan kapan menggunakannya, agar pengelolaan data jadi lebih bijak dan hemat biaya.
Sudah hemat sana-sini, tapi tagihan cloud masih bikin pusing?
Mungkin bukan soal besar-kecilnya penggunaan—tapi soal apa saja yang diam-diam masih jalan di belakang layar.
Ikuti webinar gratis kami pada Rabu, 11 Juni 2025 pukul 10:00–12:00 WIB di Zoom dan bongkar satu per satu sumber pemborosan cloud yang paling sering terjadi—dan bagaimana cara menghentikannya.