Blog Wowrack

Apa Itu Downtime? Dampak dan Solusi Bagi Pemilik Bisnis

Ayoni Sulthon     13 August 2025     Infrastruktur Cloud     0 Comments

Setiap website tentu pernah mengalami downtime, entah itu sebentar maupun waktunya lama. Karena downtime merupakan salah satu hal yang paling ditakutkan oleh para pelaku bisnis digital. 

Jika hal ini terjadi, maka situsnya tidak bisa diakses, pelanggan tidak bisa transaksi bahkan tidak bisa membuka halaman situsnya. 

Lalu apa itu downtime? Downtime merupakan sebuah kondisi sebuah website jadi lambat saat diakses bahkan pada tingkat parahnya tidak bisa diakses sama sekali.

Ibarat sebuah toko di dunia nyata, tutup. Pembeli tidak bisa membeli dan melihat barang yang ada di toko tersebut. Begitulah gambaran jelasnya tentang downtime.

Apa Itu Downtime?

Downtime adalah sebuah istilah yang digunakan pada kondisi sebuah halaman website atau server tidak dapat diakses oleh pengguna.

Dalam kondisi tertentu, website yang down bisa saja melambat, namun dalam kondisi parah biasanya sudah tidak bisa diakses sama sekali. 

Downtime bukan disebabkan karena error biasa. Tapi ada masalah serius pada infrastruktur server yang digunakan, sehingga website kita jadi mati dan tidak bisa diakses sama sekali. 

Bagi pelaku bisnis terutama ecommerce atau situs bisnis lainnya yang sistem transaksinya menggunakan website, akan sangat berdampak bahkan bisa merugikan. Apalagi jika downtime ini berlangsung lama. 

pengertian downtime

Ciri-Ciri 

Jika ada keanehan yang terjadi pada website seperti dibawah ini, berarti bisa jadi website Anda lagi mengalami down

1. Tidak bisa diakses sama sekali

Jika Anda mengetikan url domain di browser namun website tidak membuka sama sekali bisa jadi ini adalah tanda yang paling jelas. Setelah menunggu beberapa saat dan tampil tulisan “Server Not Found”, “503” adalah ciri-ciri website Anda sedang down.

2. Akses menjadi sangat lambat

Website yang sedang down tidak melulu websitenya tidak bisa diakses. Kadang loading nya sangat lama karena server bekerja diatas kapasitas yang bisa digunakan. Akibatnya, website ketika di refresh butuh waktu lama untuk bisa tampil. Hal ini sering terjadi karena beban di server terlalu tinggi (overload traffic) bisa disebabkan karena tinggi pengunjung yang sedang mengakses website, atau bisa juga karena serangan DDoS.

3.Terjadi RTO 

RTP adalah kondisi ketika user meminta akses website dari browser namun dari server tidak mendapat respons sama sekali. Akibatnya, website gagal dimuat dan browser menampilkan pesan error “Request Timed Out” atau “This site can’t be reached”.

4. Beberapa Layanan Tidak Dapat Diakses

Hal ini bisa terjadi jika dalam satu website ditempatkan pada server yang berbeda, contohnya landing page website di tempatkan pada server A, dan blog website ditempatkan pada server B, jika server B mengalami down, maka hanya artikel blog saja yang tidak bisa diakses.

5. Pelanggan Mengeluh

Hal ini sering terjadi pada penyedia hosting dan penyedia server, jika ada server yang mengalami down, maka pelanggan akan mulai mengeluhkan website tidak bisa diakses dan akan menghubungi tim support. 

6. Server tidak merespons

Ciri ciri downtime terakhir adalah ketika tim sistem administrator sedang mencoba mengakses server, pada server akan mengalami RTO, dan hal ini bisa di cek dengan melakukan ping ke server, jika ping respon nya lama, dan tertulis RTO, maka dipastikan server saat ini mengalami downtime, tools lain untuk mengecek respons dari server adalah uptime Robot.

Beda Uptime Dengan Downtime

Uptime adalah dimana website bisa diakses dengan lancar tanpa delay yang lama, lalu uptime akan diukur dalam bentuk persentase seberapa sering dia uptime dan seberapa sering dia downtime, pengukuran menggunakan persentase.

Contohnya adalah layanan dedicated server Wowrack yang memiliki uptime 99.9% SLA, yang artinya server Wowrack hanya mengalami downtime 0,1% saja dalam periode tertentu.

Hal ini sangat berdampak pada reputasi penyedia layanan server, karena semakin tinggi uptime maka layanannya semakin berkualitas karena waktu ketika server mati sangat sedikit.

Wowrack juga menjamin dengan SLA (Service Level Agreement). Jika pada periode tertentu server tidak uptime 99.9% maka pelanggan bisa meminta uangnya kembali.

Sementara downtime merupakan kebalikan dari uptime seperti yang sudah dibahas di atas, yaitu berapa jumlah waktu yang terhitung ketika server mati.

Perbedaan dari uptime dan downtime adalah berapa lama layanan berjalan lancar (uptime),  dan berapa lama server mati (downtime). Dalam hal pengukuran uptime diukur dengan persentase %, sedangkan downtime diukur dengan durasi berapa lama waktu menit atau jam.

penyebab terjadinya downtime

Mengenal Jenis Jenis Downtime

Dalam dunia server, downtime itu dibagi menjadi 2 jenis, diantaranya yaitu:

1. Downtime Planned (Direncanakan)

Jenis downtime yang satu ini direncanakan secara sengaja karena ada kebutuhan yang harus dilakukan. Downtime ini dilakukan pada waktu dimana tidak banyak user yang mengakses situs tersebut, biasanya di malam hari atau dini hari.

Tujuan dari dilakukan downtime ini adalah untuk melakukan pemeliharaan server (maintenance), update software server, hingga upgrade perangkat lunak. 

Supaya semua infrastrukturnya terawat dengan baik dan bisa memberikan akselerasi yang lebih baik. 

2. Downtime Unplanned (Tidak Direncanakan)

Nah kalo jenis downtime yang satu ini adalah salah satu downtime yang merugikan bagi user. Karena tidak direncanakan tapi terjadi. 

Bisa kapan saja terjadinya, bisa pagi, siang, sore, malam atau bahkan saat jam sibuk diakses oleh pengguna sekalipun. 

Downtime ini tidak direncanakan sama sekali. Lebih parah lagi ini bisa terjadi ketika pengguna sedang melakukan transaksi. Maka transaksinya akan gagal dan tidak akan masuk ke data server. 

Beberapa hal yang sering menyebabkan downtime unplanned ini diantaranya yaitu seperti:

    1. Server crash
    2. Listrik mati
    3. Serangan DDoS
    4. Cyber attack
    5. Kebakaran
    6. Koneksi terputus

Cara Menghitung Kerugian Akibat Downtime

Cara menghitung berapa lama waktu downtime adalah dengan cara menghitung berapa lama server tidak bisa dipakai dan seberapa besar dampaknya pada bisnis. Cara penghitungan ini sangat berguna untuk menghitung berapa banyak kerugian yang ditimbulkan ketika terjadi downtime.

Langkah-langkah menghitung downtime menurut Unitrends

  1. Cari tahu area bisnis yang menghasilkan pendapatan
    Cari divisi yang menghasilkan pemasukan dari bisnis, contohnya marketing atau sales 
  2. Hitung pendapatan per jam
    Gunakan rumus berikut ini

    • Pendapatan satu minggu dibagi ÷ 40 jam kerja
    • Pendapatan satu bulan dibagi ÷ 30 hari 
  3. Tentukan ketergantungan pada uptime
    Selanjutnya hitung berapa persen pendapatan yang didapatkan ketika website online?

    • Contoh: e-commerce bisa 100% bergantung pada uptime.
    • Toko offline mungkin hanya 20%. 
  4. Hitung kerugian pendapatan
    Misalnya, jika e-commerce mendapat Rp1.000.000 per jam dan downtime 4 jam, maka kerugiannya adalah Rp4.000.000.

Selain kita bisa menghitung kerugian dari pendapatan, maka kita juga bisa menghitung kerugian yang diakibatkan downtime pada divisi produktivitas. Caranya ada dua

Menghitung Kerugian Produktivitas

Kerugian Berdasarkan Produktivitas Pegawai

Pertama-tama Anda hitung jumlah pegawai yang bekerja, dan berapa % produktivitasnya turun ketika terjadi downtime dan terakhir cari tahu berapa gaji rata-rata per jam, lalu kalikan dengan lama downtime.

Contoh: 10 karyawan, produktivitas akibat downtime turun 50%, gaji per jam Rp50.000, dan lama downtime adalah 2 jam.

Maka kerugian produktivitas yang diakibatkan server down adalah 10 × 50% × Rp50.000 × 2 = Rp500.000.

Kerugian Berdasarkan transaksi:

Pertama-tama hitung berapa transaksi yang didapatkan tiap jam rata rata, lalu berapa persen transaksi yang terhenti, lalu hitung berapa keuntungan yang di dapat per transaksi, terakhir kalikan dengan lama downtime.

Contoh: 100 transaksi per jam, 70% terhenti, keuntungan per transaksi Rp20.000, downtime 3 jam.

Kerugian = 100 × (100%-70%) × Rp20.000 × 3 = Rp1.800.000 adalah kerugian yang didapatkan selama mengalami downtime

downtime

Penyebab Server Bisa Mengalami Downtime

Selain beberapa hal di atas, ada banyak hal yang bisa menyebabkan sebuah server web mengalami downtime. Nah beberapa hal paling sering jadi penyebab sebuah server mengalami downtime, yaitu

1. Masalah teknis

Gangguan teknis merupakan hal yang paling sering menyebabkan terjadinya downtime. Beberapa contoh penyebab dari masalah teknis adalah:

  • Kerusakan hardware, seperti SSD yang rusak karena bad sector sehingga membuat server tidak bisa membaca maupun menulis data pada penyimpanan SSD.
  • Switch jaringan terjadi masalah sehingga transfer data antar server terputus, hal ini sering terjadi dan langsung berdampak pada layanan yang tidak bisa diakses sama sekali.
  • Server overload akibat pengunjung website melonjak tiba tiba. Misalnya, ketika banyak pengunjung mengakses website dalam waktu bersamaan karena ada event flash sale,
  • Salah konfigurasi yang disebabkan sysadmin salah mengetikan kode atau salah saat sedang maintenance

2. Human error

Kesalahan manusia sering kali menjadi penyebab downtime yang tidak terduga.

Contohnya:

  • Kesalahan menginstall aplikasi di server (bisa disebabkan versi software yang tidak cocok atau API belum tersambung dan biasanya karena update patch gagal.
  • Salah menghapus file penting di server.
  • Perubahan sistem yang sebelum live tidak diuji coba terlebih dahulu.

3. Serangan siber

Serangan cyber adalah ancaman paling serius bagi pemilik bisnis. Serangan yang paling sering menyebabkan server down adalah serangan DDoS (Distributed Denial of Service).

Contoh nyata: 2 hari lalu saya sendiri mengalami serangan DDoS yang membuat server tidak bisa diakses sama sekali, untungnya Wowrack memiliki layanan Anti DDoS yang bisa mengatasi ketika website saat itu juga terjadi serangan.

Tidak hanya serangan DDoS saja yang bisa menyebabkan server down, serangan lain seperti malware, ransomware, atau SQLi juga dapat menyebabkan down. Oleh karena itu, setiap pebisnis yang menggunakan layanan cloud harus menyiapkan backup dan disaster recovery DRC.

4. Sedang Pemeliharaan server (Maintenance)

Tidak semua downtime disebabkan karena kesalahan, Tetapi ada kemungkinan downtime disebabkan karena sedang ada perbaikan pada server sehingga server dimatikan sementara. Dalam dunia nyata, server bisa dimatikan karena beberapa hal berikut

  1. Update sistem server (update software atau install aplikasi keamanan).
  2. Peningkatan kapasitas (Penambahan penyimpanan maupun penambahan RAM atau CPU).
  3. Perbaikan performa server agar lebih cepat.

Mematikan server dengan sengaja demi pemeliharaan adalah hal yang wajar, karena dengan melakukan pemeliharaan ini, sysadmin akan melakukan backup dan memindah data server ke tempat lain untuk keamanan jangka panjang. Meski sysadmin mematikan dengan sengaja, sysadmin juga harus menentukan waktu yang pas, dimana waktu server tidak digunakan oleh banyak orang, misalnya di tengah malam dan harus diberitahukan kepada pengguna agar pengguna tidak menjalankan aplikasi penting di waktu tersebut

5. Terjadi Bencana

Down yang diakibatkan karena bencana memang jarang terjadi namun sekali terjadi bisa sangat berisiko, bencana yang bisa membuat server down antara lain

  • Gempa bumi
  • kebakaran
  • Tsunami
  • Longsor
  • Banjir

Maka dari itu pemilik bisnis harus membuat sistem DRP Disaster recovery plan atau membuat DRC disaster recovery center agar ketika ada bencana, ada backup server di tempat lain yang bisa digunakan.

Cara Mencegah Downtime

Lalu bagaimana cara mencegah dan mengurangi masalah downtime ini? Saya punya beberapa solusi yang bisa Anda gunakan, yaitu:

1. Pilih Penyedia Server Dengan SLA 99,9%

Agar terhindar dari server yang sering down, Anda harus selektif dalam memilih penyedia layanan server, jangan sembarangan memilih layanan. Saat memilih, pilih layanan yang memiliki SLA 99.9% Hosting yang disewakan perorangan harganya pasti lebih murah, tetapi resikonya jauh lebih besar karena umumnya tidak memiliki sistem keamanan. Anda bisa mencoba layanan dari Wowrack karena kami sudah lebih dari 20 tahun menyediakan layanan dedicated server, co-location, private cloud, hybrid cloud untuk bisnis di Indonesia. 

2. Monitoring server secara real-time

Pakai tools seperti Nagios untuk melakukan pemantauan server, karena dengan Anda memantau dan ada yang tidak beres, Anda bisa segera mengambil tindakan. Sehingga tidak terjadi downtime yang lama. 

3. Buat backup dan recovery plan secara terjadwal

Jangan tunggu kehilangan data baru menyiapkan backup, tentu sudah terlambat. Karena server error bisa terjadi kapan saja, untuk itu perusahaan yang baik harus menyiapkan sistem backup yang baik dan redundant, artinya ditempatkan di tempat yang berbeda. 

Sistem backup yang baik harus dilakukan secara rutin, selanjutnya harus ada recovery plan yang baik. Hal ini untuk mengatasi jika sewaktu waktu terjadi down, Anda tidak bingung dengan data pada server yang tidak bisa diakses.

Apa Dampak Downtime Bagi Pebisnis Online? 

Ya tentu saja banyak. Beberapa diantaranya seperti kepercayaan konsumen jadi menurun, omset menurun bahkan hilang karena web tidak dapat diakses. Selain itu, reputasi juga bisa buruk bahkan dari sisi SEO juga akan terdampak. 

Website yang sering mengalami downtime akan dianggap buruk oleh mesin telusur. Karena datanya tidak dapat diakses secara realtime. 

Masalah downtime ini merupakan salah satu masalah serius yang perlu diperhatikan dan ditangani dengan bijak. Pastikan anda memilih layanan server yang handal dan profesional, serta punya uptime 99%.

Tinggalkan komentar



Konsultasikan Sekarang!
Isi form berikut dan tim kami akan menghubungi Anda untuk memberikan solusinya

    Logo Wowrack Horizontal breathing space-02
    Surabaya (Kantor Pusat)
    Jl. Genteng Kali No. 8, Kel. Genteng,
    Surabaya, Jawa Timur 60275
    Indonesia
    (031) 6000-2888

    Jakarta (Kantor Penjualan)
    Menara BCA Lt. 50 Unit 4546,
    Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10310
    Indonesia

    © 2025 Wowrack dan afiliasinya. Hak cipta dilindungi undang-undang.