Blog Wowrack

Apa itu Tier 1-4, Jenis dan Fungsinya Pada Data Center

Firstian     11 September 2025     Kolokasi     0 Comments

Dalam data center, mengetahui apa itu tier bukan lagi sekadar pengetahuan dasar saja, tapi pengetahuan tentang bagaimana data center yang Anda pakai bisa memenuhi kebutuhan bisnis Anda atau malah tidak sesuai dengan kebutuhan uptime saat ini.

Pada data center, server maupun colocation ada istilah yang dipakai untuk menentukan seberapa baik data center yang digunakan, istilah ini disebut dengan tier. 

Lalu apa yang dimaksud dengan tier pada data center yang akan Anda pakai? Pada dasarnya tier adalah tingkatan untuk membuat kategori dalam suatu sistem.

Untuk mengetahui lebih banyak, ayo simak dengan baik tentang pengertiannya

Pengertian Tier Pada Data Center 

Jika data center dicontohkan sebagai pondasi rumah. Jika pondasinya saja rapuh, maka rumah yang Anda tinggali bisa saja roboh sewaktu-waktu. 

Maka dari itu, tier adalah standar yang dibuat untuk mengukur seberapa bagusnya pondasi, apakah  kuat ketika ada gempa, atau ketika ada banjir apakah rumah akan hancur karena pondasi yang jelek? 

Pada data center, Tier adalah spesifikasi yang sudah ditentukan untuk menandai tingkatan keamanan data center.

tier adalah

Sejarahnya dimulai pada pada tahun 1990-an untuk panduan membandingkan kualitas antara data center satu dan data center lain. 

Semakin tinggi tier data center, artinya kualitas data center juga akan semakin baik, dan kualitasnya juga berbanding lurus dengan harga yang ditawarkan.

Dengan kata lain, tier data center membantu kita mengetahui seberapa baik data center yang Anda pesan bisa melindungi server perusahaan agar tetap berjalan 24/7. 

Standard Tier : Uptime Institute vs TIA-942 

Standarisasi data center dalam industri IT dibedakan menjadi dua kategori yaitu Uptime institute dan TIA-942 

Uptime Institute adalah standar yang sering digunakan pada pengaplikasian di dunia bisnis. Standarisasi ini membedakan klasifikasi Tier menjadi Tier I hingga Tier IV. 

TIA-942 adalah standarisasi yang lebih detail dibanding uptime institute untuk data center. Selain menilai seberapa besar kapasitas listrik, standar TIA akan mengukur seberapa aman infrastruktur fisik pada data center.

Kedua standarisasi ini bisa dipakai bersamaan. Uptime Institute cocok untuk iklan infrastruktur atau untuk pemasaran, sementara TIA-942 dijadikan standarisasi teknis. 

Konsep Redundansi

Pada tier ada sistem redundansi untuk mengetahui seberapa banyak backup hardware yang digunakan pada data center. Redundansi artinya terdapat cadangan infrastruktur jika satu hardware mengalami kerusakan sehingga ada backup yang bisa menggantikan fungsi hardware inti, sehingga ketika terjadi kerusakan hardware data center tetap bisa berjalan dengan normal. Ada istilah N, N+1 hingga 2N+. Berikut penjelasanya 

  • N artinya tidak ada backup sama sekali. Jika terjadi error pada satu komponen, maka sistem akan bermasalah. 
  • N+1 artinya terdapat satu cadangan dari perangkat. Fungsinya jika satu perangkat rusak masa perangkat cadangan yang jumlahnya satu akan langsung menggantikan perangkat yang rusak. 
  • 2N artinya setiap komponen punya duplikasi atau perangkat kembaran. Jika perangkat utama error, maka perangkat cadangan yang sama persis langsung aktif. 
  • 2N+ artinya tidak cuma punya perangkat kembaran, tapi ada perangkat backup jika sewaktu waktu ada kejadian buruk. 

Fungsi Tier di Data Center

Mengapa tier penting bagi pemilik bisnis yang ingin mencari data center? Dengan memilih data center yang sesuai spesifikasi yang dibutuhkan, maka bisnis Anda tidak akan salah dalam menjalankan server kapasitas maupun uptime. Maka dari itu, berikut adalah fungsi dari tier yang harus Anda pahami ketika memilih data center.  

Mengetahui ketersediaan uptime

Tier dipakai untuk standarisasi dalam menilai tingkat ketersediaan infrastruktur data center. Dengan memakai sistem ini, bisnis Anda akan tahu spesifikasi infrastruktur sehingga tahu seberapa besar nilai uptime yang diberikan penyedia layanan. 

Sehingga standarisasi ini akan membantu bisnis Anda dalam menentukan berapa jumlah redundansi, uptime dan kapasitas keandalan dari data center.

Memilih infrastruktur yang tepat

Tiper tier akan sangat membantu bisnis Anda ketika merencanakan infrastruktur data center yang akan digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan atau belum sesuai. 

Dengan memilih tier di awal ketika memilih data center bisnis Anda bisa mengetahui apakah sudah sesuai spesifikasi infrastruktur yang dibutuhkan. Jika spesifikasi sudah sesuai dengan kapasitas bisnis, maka bisa mengurangi risiko downtime pada server.

Mengetahui keandalan layanan

Fungsi selanjutnya dari tier data center adalah menentukan keandalan layanan yang disediakan pihak ketiga. Sudah dijelaskan tadi bahwa jika nilai tier lebih tinggi maka akan memiliki keandalan yang lebih baik. 

Jika bisnis Anda sedang mencari data center dan saat ini memiliki banyak pilihan, Anda bisa menggunakan tier sebagai alat untuk membandingkan, data center mana yang paling layak bisnis Anda gunakan.

Menilai Jumlah investasi

Dengan sistem ini Anda bisa memiliki acuan berapa besar uang yang perlu diinvestasikan pada data center. Dalam sistem tier, tingkat yang paling tinggi adalah yang paling mahal, sedangkan yang paling rendah memiliki nilai investasi yang lebih kecil. 

Dengan menentukan data center seperti apa, bisnis Anda bisa mengetahui berapa jumlah uang yang harus diinvestasikan. Sehingga dari awal Anda sudah bisa mengkalkulasi uang yang harus disiapkan dalam pemilihan data center. 

Bisa Lebih Dipercaya

Jika Anda penyedia hosting, atau penyedia layanan cloud, Anda wajib memberitahu pelanggan data website nya disimpan di data center mana dan di tier berapa. 

Jika perusahaan Anda menaruh data pelanggan di tier 3 atau 4, maka bisa menjadikan sarana marketing agar pelanggan percaya kualitas perusahaan Anda. Karena jika server ditempatkan di tier 3 atau 4, itu artinya server akan mengalami waktu down yang sangat sedikit. 

Sehingga bisa membantu membangun reputasi pada perusahaan Anda, karena Anda memilih lokasi server yang paling aman dan dengan kapasitas keamanan lebih tinggi.

Tingkatan Tier pada Data Center 

Tier 1 (Basic Site Infrastructure)

Tier 1 adalah data center dengan tingkatan basic (atau tingkatan dasar), kenapa disebut basic? karena setiap server hanya ada satu jalur distribusi bisa juga disebut non-redundant sehingga jika jalur ini error maka semua layanan akan terhenti. Tier 1 sering dipakai perusahaan untuk membuat on-premise server yaitu data center yang berada di lingkungan kantor.

Tier 1 cuma bisa digunakan untuk menjalankan kegiatan operasional bisnis selama jam saja, server juga sudah memiliki UPS jika sewaktu waktu terjadi gangguan listrik. Tingkat uptime-nya cuma 99,671% per tahun, sehingga kurang cocok untuk layanan yang membutuhkan kapasitas uptime tinggi, karena dalam satu tahun rata rata mengalami downtime maksimal adalah 28,8 jam.

Tier 2 (Redundant Site Infrastructure Capacity Components)

Tier 2 tidak jauh beda dengan tier pertama. Perbedaannya hanya di komponen yang diduplikat sehingga sudah ada sumber daya cadangan yang akan membackup jika ada satu komponen yang rusak. 

Jika perusahaan yang memiliki data center tier 2, maka harus perusahaan harus memiliki generator set (genset), UPS dan mesin pendingin yang baik,

Tingkat uptime yang didapatkan dari tier 2 adalah 99,741% per tahunnya, sehingga harus memiliki toleransi gangguan maksimal hanya 22 jam per tahun.

Tier 3 (Concurrently Maintainable Site Infrastructure)

Tier 3 lebih bagus di banyak hal daripada data center tier kedua karena ada tambahan fitur uplink yang berjumlah lebih dari satu. 

Jadi ketika ada pemadaman PLN, data center masih ada sumber daya listrik lain sekaligus dual jaringan internet. Karena semuanya redundant, maka jumlah waktu uptime dalam satu tahun bisa mencapai 99,982% karena cuma terjadi downtime 1,5 - 1,6 jam saja per tahunnya.

Tier 4 (Fault Tolerant Site Infrastructure)

Dan yang terakhir, ada tier 4 yang menjadi tingkat data center paling tinggi saat ini. Tier keempat bisa juga disebut dengan fault tolerant yang memiliki uptime paling tinggi, keamanan paling tinggi dan redundant hardware paling banyak. 

Tingkat uptime yang didapatkan nyaris sempurna, yaitu 99,995% dan hanya diperbolehkan terjadi downtime hanya 26-30 menit per tahunnya, menarik bukan, klasifikasi ini sangat cocok untuk bisnis yang tidak boleh terjadi downtime sedikit pun. Apakah Anda tahu bisnis apa yang tidak boleh terjadi downtime walau semenitpun? 

Estimasi Downtime Tahunan per Tier 

Menurut standar Uptime Institute, estimasi downtime tahunan tiap tier adalah: 

  • Tier 1: ± 28,8 jam per tahun 
  • Tier 2: ± 22 jam per tahun 
  • Tier 3: ± 1,6 jam per tahun 
  • Tier 4: ± 26 menit per tahun 

Dari klasifikasi diatas sudah terlihat jelas beda jumlah downtime yang diperbolehkan, sehingga Anda bisa menentukan bisnis Anda cocok dengan klasifikasi yang mana.

Mengapa Tier Penting untuk Data Center?

Risiko Bisnis 

Setiap downtime punya konsekuensi, baik materil maupun non-material seperti kepercayaan pelanggan. Sebagi contoh, situs e-commerce yang tidak bisa diakses saat flash sale, atau aplikasi perbankan yang gagal memproses transaksi, bisa menghancurkan kepercayaan pelanggan. 

Biaya Downtime 

Menurut penelitian, rata-rata downtime bisa merugikan bisnis lebih dari USD 9.000 per menit. Angka ini bisa berlipat ganda tergantung skala bisnis. Menggunakan data center dengan tier yang lebih tinggi, potensi kerugian ini bisa ditekan drastis. 

Kepatuhan (ISO 27001, PCI DSS, dsb.) 

Banyak industri diwajibkan mematuhi standar keamanan data. Data center yang memiliki tier tinggi biasanya sudah dibangun khusus untuk memenuhi berbagai sertifikasi keamanan digital seperti ISO 27001 atau PCI DSS. Artinya, bisnis bisa lebih mudah dalam menjalankan proses audit untuk memenuhi kepatuhan dan mengurangi risiko hukum. 

Cloud Data Center Wowrack 

Wowrack sebagai penyedia layanan digital di Indonesia percaya bahwa cloud seharusnya sederhana, aman, dan selalu siap untuk mendukung bisnis Anda. Sebagai bentuk komitmen kepada pelanggan kami, seluruh data center yang digunakan oleh Wowrack setara dengan Tier 3, yang memiliki keunggulan: 

  • Redundansi N+1: Pemeliharaan bisa dilakukan tanpa menghentikan layanan. 
  • Uptime hingga 99,982%: Hanya sekitar 1,6 jam downtime per tahun. 
  • Keamanan berlapis: Dari kontrol fisik, sistem pemadam otomatis, hingga monitoring 24/7. 
  • Mendukung kepatuhan global: ISO 27001, HIPAA, PCI DSS, dan standar lainnya. 
  • Neutral Carrier: Memiliki berbagai pilihan jaringan telekomunikasi yang bisa digunakan. 

Dengan berbagai keunggulan ini, Anda tidak perlu khawatir soal downtime yang merugikan. Anda bisa fokus pada pertumbuhan bisnis, sementara Wowrack memastikan fondasi digital Anda selalu kuat. 

Kesimpulan 

Tier data center adalah peta jalan untuk menilai seberapa siap sebuah pusat data melindungi bisnis. Dari Tier 1 yang sederhana hingga Tier 4 yang tahan bencana, setiap tingkatan membawa konsekuensi pada biaya, keandalan, dan keamanan. 

Jika bisnis Anda membutuhkan keseimbangan antara uptime tinggi, biaya terukur, dan kepatuhan global, data center berstandar Tier 3 seperti yang digunakan Wowrack adalah pilihan yang tepat. Dengan begitu, server perusahaan Anda tidak hanya berjalan—tetapi juga berkembang dengan solid, aman, dan selalu siap menghadapi tantangan global. 

 

Tinggalkan komentar



Konsultasikan Sekarang!
Isi form berikut dan tim kami akan menghubungi Anda untuk memberikan solusinya

    Logo Wowrack Horizontal breathing space-02
    Surabaya (Kantor Pusat)
    Jl. Genteng Kali No. 8, Kel. Genteng,
    Surabaya, Jawa Timur 60275
    Indonesia
    (031) 6000-2888

    Jakarta (Kantor Penjualan)
    Menara BCA Lt. 50 Unit 4546,
    Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10310
    Indonesia

    © 2025 Wowrack dan afiliasinya. Hak cipta dilindungi undang-undang.
    Secret Link