Pentingnya vulnerability assessment di era digital yang dipenuhi dengan berbagai tantangan dan ancaman dari serangan siber, Maka dari itu perusahaan Anda harus memiliki kemampuan untuk menghalau serangan siber agar aset bisnis tidak dicuri oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Salah satu cara yang bisa dilakukan perusahaan adalah dengan menggunakan layanan vulnerability assessment di Indonesia seperti layanan VA dari Wowrack.
Mungkin Anda bertanya-tanya tentang apa itu vulnerability assessment (VA) dan bagaimana manfaatnya kepada bisnis Anda.
Melalui artikel ini, Wowrack akan menjelaskan lebih dalam mengenai vulnerability assessment adalah dan bagaimana layanan ini dapat membantu mengamankan bisnis Anda dari serangan siber terbaru.
Apa itu Vulnerability Assessment?
(VA) atau Vulnerability Assessment adalah sebuah tes yang ditujukan khusus untuk menemukan kerentanan atau celah yang ada pada infrastruktur digital yang digunakan.
Tes audit kerentanan ini adalah cara untuk menemukan kerentanan yang dilakukan secara otomatis maupun manual oleh tim pakar VA.
Dengan melakukan tes ini diharapkan celah kebocoran di sistem bisnis dapat ditemukan terlebih dahulu oleh tim VA sebelum diserang oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Dengan kata lain, vulnerability assessment membantu bisnis dalam mengidentifikasi, memahami, dan menciptakan penangkal potensi ancaman yang ada saat itu.
Kenapa Bisnis Memerlukan Vulnerability Assessment?
Vulnerability assessment adalah hal penting yang harus dilakukan oleh bisnis sebagai langkah preventif untuk mencegah terjadinya serangan siber terhadap infrastruktur digital.
Perlu diketahui, seluruh serangan siber yang terjadi saat ini karena aktor jahat mendapatkan akses vulnerability yang ada di dalam jaringan infrastruktur yang ada.
Dengan akses ini mereka dapat melancarkan serangan siber, mulai dari mencuri data, memasukkan malware, hingga mematikan seluruh operasi infrastruktur bisnis Anda.
Dengan melakukan vulnerability assessment, bisnis Anda dapat mengetahui lebih cepat celah yang ada yang mungkin akan digunakan oleh penjahat untuk mendapatkan akses penting.
Sebagai contoh, Anda menemukan bahwa laptop pegawai Anda terjangkit malware yang tidak diketahui sebelumnya. Dengan mengetahui informasi ini, bisnis Anda dapat melakukan langkah preventif sebelum terjadi kerugian yang lebih besar.
Layanan Vulnerability Assessment Indonesia
Untuk mengurangi risiko ancaman serangan siber yang semakin masih saat ini merupakan langkah terbaik yang perlu diambil oleh bisnis Anda.Â
Layanan Vulnerability Testing & Remediation Services dari Wowrack hadir sebagai solusi untuk mendapatkan tes vulnerability assessment yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.
Melalui tes yang komprehensif dan detail, kami akan membantu bisnis Anda mencegah dari serangan siber agar bisnis Anda dapat berfokus kepada aktivitas utama bisnis.
Wowrack sudah membantu bisnis lebih dari 20 tahun untuk mendapatkan sertifikasi yang dibutuhkan untuk mengikuti aturan dari pemerintah.
Segera diskusikan kebutuhan Vulnerability Assessment Anda bersama kami di sini.
Pengertian Vulnerability
Vulnerability artinya adalah sebuah celah kerentanan yang ada di dalam infrastruktur digital Anda. Celah kerentanan bisa terjadi di berbagai aspek dalam sebuah infrastruktur digital, mulai dari jaringan, software, hardware, hingga aplikasi karena perilaku manusia.
sumber gambar freepik
Melalui Vulnerability inilah aktor jahat dapat menggunakannya sebagai pintu untuk meluncurkan serangan siber yang merugikan bisnis Anda. Serangan ini bisa berbentuk dalam berbagai hal, seperti injeksi SQL atau cross-site scripting (XSS) yang dapat menyebabkan infrastruktur terjangkit malware maupun terjadi pencurian data.
Bagaimana Vulnerability Bisa Terjadi?
Berikut ini adalah contoh dimana saja terdapat celah atau vulnerability dapat terjadi.
1. Firmware
Firmware adalah perangkat lunak (software) yang ada pada sistem DOS (sistem operasi kecil) yang langsung terpasang ke dalam chip perangkat. Firmware ini digunakan pada saat perangkat pertama kali diaktifkan contohnya adalah telepon selular, motherboard, mouse, router dan masih banyak lagi.
Karena tidak memiliki sistem operasi, alat yang menggunakan firmware akanmemiliki celah sehingga bisa dilakukan uji coba hacking.
2. Software (Aplikasi)
Vulnerability juga dapat terjadi pada perangkat lunak (software) yang sudah di install di komputer Anda. Software bisa menjadi vulnerability bagi para penjahat siber apalagi software yang tidak di update dan terhubung ke internet seperti browser, download manager bisa dimanfaatkan untuk sarana orang yang tidak bertanggung jawab.
3. Operating System (OS)
Sistem operasi atau OS meskipun sudah memiliki keamanan tingkat tinggi tetap memiliki kelemahan atau vulnerability. Seperti contohnya OS Linux dan Mac meskipun terkenal dengan secure namun tetap bisa terjadi serangan siber. Vulnerability pada OS adalah celah yang digunakan para peretas karena tidak melakukan update secara berkala.
4. Website
Pemilik website harus waspada terhadap vulnerability karena ketidaktahuan pemilik website sehingga website tersebut dimanipulasi menggunakan SQL injection.
Untuk itu sebagai pemilik website atau pemilik perusahaan harus menerapkan Vulnerability Assessment secara berkala untuk menghindari kebocoran data.
Vulnerability Assessment vs Penetration Testing
Mungkin sebelumnya Anda pernah dengar tentang pentest atau jasa penetration testing dan berpikir bahwa vulnerability assessment sama saja dengan pentest.
Jawabannya adalah iya, dan juga tidak.
Vulnerability assessment dan pentest memiliki tujuan yang sama, yakni menemukan kerentanan yang ada dalam infrastruktur digital Anda. Hal yang membedakan dari keduanya adalah cara penerapannya.
VA adalah proses yang dilakukan untuk menemukan kerentanan dalam ekosistem IT. Proses ini dijalankan melalui berbagai macam tes atau metode sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda. Salah satu tes yang bisa dilakukan adalah penetration testing atau pentest.
Manfaat dalam menerapkan penetration testing pada proses Vulnerability assessment adalah hasilnya nanti tidak bisa mengetahui mana saja celah kerentanan yang ada pada sistem bisnis Anda.
Simulasi serangan dengan serangan yang biasa dilakukan oleh peretas bisa memberikan informasi yang penting tentang bagaimana serangan terjadi dan dampaknya terhadap sistem.
Secara singkat, penetration testing adalah bentuk tes yang digunakan untuk menemukan kerentanan dalam proses vulnerability assessment pada infrastruktur bisnis Anda.
Baca juga:Â Apa itu Penetration Testing dan Manfaat untuk Perusahaan
sumber gambar : freepik
Jenis-jenis Vulnerability Assessment
Tes vulnerability assessment adalah tes yang dapat dilakukan pada sistem yang dimiliki oleh perusahan, namun langkah ini tidaklah efektif. Maka dari itu, biasanya tes akan dilakukan spesifik pada sistem yang ada di dalam infrastruktur digital, antara lain
Database
Dilakukan untuk mengetahui kerentanan yang ada pada penyimpanan infrastruktur seperti database hosting, database VPS (virtual private server) dan database cloud perusahaan. Hal yang akan dicari adalah kesalahan konfigurasi, klasifikasi dan identifikasi data, dan sebagainya.
Host-based
Dilakukan untuk menemukan kerentanan yang terdapat pada server atau workstation yang digunakan.
Network-based
Dilakukan untuk menemukan vulnerability yang ada pada jaringan infrastruktur. Hal yang akan dicek adalah layanan jaringan, perangkat jaringan, konfigurasi firewall, dan sebagainya.
Wireless network
Dilakukan untuk menemukan vulnerability yang ada pada perangkat yang menggunakan koneksi wireless, seperti IoT maupun laptop.
Application
Dilakukan untuk menemukan vulnerability yang ada pada software yang saat ini digunakan pada sistem. Pada umumnya, hal yang dicari adalah konfigurasi software, source code yang digunakan dan semacamnya.
Proses Vulnerability Assessment
Proses dalam menjalankan tes vulnerability assessment juga akan berbeda berdasarkan cara kerja yang digunakan, selain dari target utama tes. Ada 5 cara kerja yang umumnya digunakan dalam proses tes VA, yakni
sumber gambar : securityboulevard
- Dynamic Application Security Testing (DAST)
Dynamic Application Security Testing atau DAST adalah model tes VA yang mencari kerentanan terhadap aplikasi secara real-time. Tes DAST ini dilakukan ketika aplikasi yang ditunjuk sedang berjalan untuk menemukan kerentanan yang terjadi pada proses runtime aplikasi, seperti masalah konfigurasi atau autentikasi.
- Static Application Security Testing (SAST)
Static Application Security Testing atau SAST adalah kebalikan dari DAST, dimana tes ini mencari kerentanan terhadap source code dari aplikasi yang ditunjuk. Tes SAST sering digunakan untuk menemukan kerentanan selama proses pengembangan untuk mencegah kerentanan tersebut lolos ke versi produksi aplikasi.
- Fuzz Testing
Fuzz testing adalah bentuk tes di mana tester menciptakan input random yang tidak terduga ke aplikasi yang ditunjuk untuk mengetahui kerentanan yang ada dalam proses validasi input.
- Mobile Application Security Testing
Mobile Application Security Testing atau MAST memiliki persamaan dengan SAST dan DAST namun berfokus kepada aplikasi yang ada pada perangkat genggam.
- Penetration Testing
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penetration testing atau pentes mencari dan kemudian mengeksploitasi kerentanan yang ada oleh hacker untuk menyimulasi apa yang dapat terjadi ketika kerentanan tersebut dibiarkan