Blog Wowrack

Mengenal SSL Hingga Fungsi dan Jenis-Jenisnya

Sulthon     27 February 2024     Keamanan     0 Comments

Secure Sockets Layer (SSL) adalah protokol kriptografi yang berfungsi untuk mengamankan komunikasi antara server dan browser. Diperkenalkan pertama kali oleh Netscape pada pertengahan tahun 1990-an , Saat ini SSL sudah menjadi standar utama pengamanan transmisi data.

Dengan memanfaatkan enkripsi SSL Anda dapat meningkatkan keamanan transfer informasi yang dikirim dari klien ke server untuk dienkripsi, sehingga hanya penerima yang benar yang dapat membacanya.

Pengertian SSL

SSL atau Secure Sockets Layer adalah protokol keamanan yang dirancang untuk memastikan keamanan transmisi data antara server web dan browser pengguna. Secara khusus, SSL bertanggung jawab untuk mengenkripsi data yang dikirimkan melalui internet, sehingga informasi tersebut tidak dapat disadap oleh pihak yang tidak berwenang. Dengan kata lain, SSL menciptakan saluran aman yang melindungi data sensitif dari serangan peretas atau intersepsi oleh pihak yang tidak diinginkan.

Berbagai Fungsi SSL

Setelah mengetahui apa itu SSL, perlu diketahui juga apa saja yang menjadi fungsinya. Antara lain

  1. Enkripsi Data

SSL menggunakan enkripsi untuk mengubah data menjadi format yang tidak dapat dibaca oleh pihak lain yang tidak memiliki kunci enkripsi yang benar.

  1. Otentikasi

SSL memverifikasi keaslian server dan/atau situs web kepada pengguna, sehingga mengurangi risiko untuk serangan phishing atau man-in-the-middle.

  1. Integritas Data

SSL memastikan bahwa data yang dikirimkan antara server dan browser tidak dimanipulasi atau diubah selama proses transmisi, sehingga memastikan integritas data yang dikirimkan.

cara kerja SSL

Cara Kerja SSL

Untuk lebih memahami bagaimana SSL bekerja, berikut adalah penjelasan langkah demi langkah mengenai proses enkripsi dan autentikasi SSL.

1. Permintaan Koneksi Aman

Proses dimulai ketika pengguna (browser) mengunjungi sebuah website yang menggunakan SSL. Saat browser mengakses halaman yang sudah memiliki koneksi HTTPS, browser akan mengirimkan permintaan ke server untuk membuka koneksi yang aman. Permintaan ini dikenal sebagai SSL handshake, yang merupakan langkah awal untuk mengatur koneksi aman antara browser dan server.

2. Pengiriman Sertifikat SSL

Server yang menerima permintaan dari browser kemudian mengirimkan sertifikat SSL ke browser pengguna. Sertifikat ini dikeluarkan oleh pihak ketiga yang disebut Certificate Authority (CA), yang bertugas memverifikasi keaslian website. Sertifikat SSL berisi informasi penting, seperti kunci publik server dan detail otentikasi identitas server.

3. Verifikasi Sertifikat SSL

Browser kemudian memverifikasi sertifikat SSL yang diterima dari server. Browser memastikan bahwa sertifikat tersebut sah dan dikeluarkan oleh CA yang tepercaya. Selain itu, browser juga mengecek apakah sertifikat belum kadaluarsa dan apakah sertifikat tersebut cocok dengan domain yang sedang diakses.

Jika sertifikat SSL lolos dari verifikasi, browser melanjutkan proses koneksi aman. Namun, jika sertifikat dianggap tidak valid atau ada ketidaksesuaian, browser akan menampilkan peringatan kepada pengguna bahwa website tersebut mungkin tidak aman.

4. Pembuatan Kunci Enkripsi

Setelah sertifikat diverifikasi, proses berikutnya adalah pembuatan kunci enkripsi. SSL menggunakan enkripsi asimetris, yang melibatkan dua jenis kunci: kunci publik dan kunci privat.

  • Kunci Publik

Kunci ini dibagikan oleh server dan dapat digunakan oleh siapa saja untuk mengenkripsi data yang dikirim ke server.

  • Kunci Privat

Kunci ini hanya diketahui oleh server dan digunakan untuk mendekripsi data yang dikirim oleh browser.

Browser menggunakan kunci publik yang disediakan oleh server untuk mengenkripsi semua data yang dikirimkan selama sesi. Dengan begitu, hanya server yang memiliki kunci privat yang dapat membaca dan mendekripsi data tersebut.

5. Pengiriman Data yang Aman

Setelah koneksi aman berhasil terjalin, semua data yang dikirim antara browser dan server akan dienkripsi. Artinya jika ada pihak ketiga yang mencoba mencegat komunikasi di tengah jalan (dikenal sebagai serangan man-in-the-middle), mereka tidak akan bisa membaca informasi yang dikirimkan karena data telah dienkripsi.

Misalnya, ketika Anda mengisi informasi login atau melakukan pembayaran online, semua data tersebut akan dienkripsi sebelum dikirim ke server. Server kemudian akan menggunakan kunci privatnya untuk mendekripsi data dan memproses informasi tersebut.

6. Koneksi Aman Terjaga

Sepanjang sesi, SSL menjaga koneksi tetap aman. Setiap data yang dikirimkan selama sesi tersebut dienkripsi, sehingga informasi sensitif seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau data pribadi terlindungi. Koneksi yang aman ini akan berlanjut hingga pengguna menutup browser atau meninggalkan halaman website tersebut.

7. Tampilan HTTPS dan Gembok

Saat SSL bekerja dengan benar, pengguna akan melihat ikon gembok di bilah alamat browser dan HTTPS di awal URL. Ini menunjukkan bahwa koneksi ke website tersebut aman dan data terenkripsi selama komunikasi berlangsung.

jenis jenis ssl

Jenis-Jenis SSL/TLS

Ada beberapa jenis SSL/TLS yang umum digunakan dan penting untuk diketahui. Antara lain:

1. Domain Validation (DV SSL)

DV SSL adalah jenis sertifikat SSL yang paling dasar dan mudah diperoleh. Sertifikat ini hanya memverifikasi kepemilikan domain tanpa memeriksa informasi perusahaan atau organisasi yang mengelola domain tersebut. Proses verifikasi cepat, dan sertifikat DV SSL cocok untuk website yang tidak memiliki data sensitif, contohnya adalah blog pribadi atau website informasi.

Proses Verifikasi: Hanya memverifikasi bahwa pemohon memiliki kontrol atas domain.

Keamanan: Cukup untuk website kecil yang tidak menangani informasi sensitif.

Tampilan di Browser: Menampilkan HTTPS dan ikon gembok, tetapi tidak memberikan informasi tambahan mengenai organisasi.

2. Organization Validation (OV SSL)

OV SSL memberikan lapisan keamanan lebih dibandingkan DV SSL karena sertifikat ini juga memverifikasi informasi organisasi yang memiliki website. Penyedia sertifikat akan melakukan pengecekan terhadap legalitas perusahaan atau organisasi, seperti nama, alamat, dan informasi lain yang terkait.

Proses Verifikasi: Melibatkan pengecekan dokumen resmi yang membuktikan keberadaan dan identitas organisasi.

Keamanan: Cocok untuk website bisnis yang menangani informasi pengguna atau transaksi yang tidak terlalu sensitif.

Tampilan di Browser: HTTPS, ikon gembok, dan informasi organisasi bisa dilihat oleh pengguna.

3. Extended Validation (EV SSL)

EV SSL adalah jenis sertifikat SSL dengan tingkat validasi tertinggi. Sertifikat ini tidak hanya memverifikasi kepemilikan domain dan organisasi, tetapi juga melakukan pengecekan ketat terhadap perusahaan yang mengajukan sertifikat.

EV SSL digunakan oleh perusahaan besar dan website yang menangani transaksi finansial, seperti bank atau e-commerce besar.

Proses Verifikasi: Melibatkan pengecekan yang mendalam terhadap organisasi, termasuk validasi legalitas, keberadaan fisik, dan status operasional.

Keamanan: Memberikan kepercayaan tertinggi, sangat cocok untuk website yang menangani transaksi sensitif seperti perbankan online dan e-commerce.

Tampilan di Browser: HTTPS, ikon gembok, dan nama perusahaan ditampilkan dalam bilah alamat browser, meningkatkan kepercayaan pengguna.

4. Wildcard SSL

Wildcard SSL adalah sertifikat SSL yang dirancang untuk melindungi satu domain utama dan semua subdomainnya. Misalnya, jika Anda membeli Wildcard SSL untuk example.com, sertifikat ini juga akan melindungi blog.example.com, shop.example.com, dan subdomain lainnya.

Proses Verifikasi: Tergantung pada jenis Wildcard SSL yang dibeli (DV atau OV).

Keamanan: Memberikan perlindungan untuk semua subdomain, cocok untuk bisnis yang memiliki banyak subdomain di bawah satu domain utama.

Tampilan di Browser: HTTPS dan ikon gembok untuk domain dan subdomain.\

5. Multi-Domain SSL (SAN SSL)

Multi-Domain SSL, juga dikenal sebagai Subject Alternative Name (SAN) SSL, adalah jenis sertifikat yang memungkinkan Anda melindungi beberapa domain berbeda dengan satu sertifikat. Misalnya, Anda bisa menggunakan satu SAN SSL untuk melindungi example.com, example.net, dan example.org.

Proses Verifikasi: Dapat berupa DV, OV, atau EV tergantung pada sertifikat yang dibeli.

Keamanan: Sangat praktis untuk perusahaan yang mengelola beberapa domain, mengurangi kebutuhan untuk membeli sertifikat terpisah.

Tampilan di Browser: HTTPS dan ikon gembok untuk semua domain yang dilindungi.

6. Unified Communications SSL (UCC SSL)

UCC SSL adalah jenis sertifikat yang awalnya dirancang untuk digunakan di lingkungan Microsoft Exchange dan Office Communications Server. Namun, sekarang banyak penyedia yang memperluas fungsinya untuk melindungi beberapa domain dan subdomain, mirip dengan SAN SSL.

Proses Verifikasi: Tergantung pada jenis sertifikat yang dibeli (DV, OV, atau EV).

Keamanan: Cocok untuk organisasi yang memerlukan keamanan untuk beberapa layanan atau aplikasi dalam satu sertifikat.

Tampilan di Browser: HTTPS dan ikon gembok untuk semua domain yang dilindungi.

apa itu SSL

Cara Setting SSL

Berikut adalah langkah-langkah cara setting SSL di website Anda:

1. Pilih dan Beli Sertifikat SSL

Langkah pertama untuk mengatur SSL adalah memilih sertifikat SSL yang sesuai dengan kebutuhan website Anda. Ada beberapa jenis SSL yang bisa Anda pilih, seperti Domain Validation (DV), Organization Validation (OV), atau Extended Validation (EV).

Anda bisa mendapatkan sertifikat SSL dari penyedia SSL seperti Let's Encrypt (gratis), Comodo, Symantec, atau penyedia hosting yang menawarkan layanan SSL.

  • SSL Gratis: Cocok untuk blog atau website kecil.
  • SSL Berbayar: Disarankan untuk website bisnis atau e-commerce yang menangani informasi sensitif.

2. Verifikasi dan Aktifkan Sertifikat SSL

Setelah membeli atau mendaftarkan SSL, Anda perlu melewati proses verifikasi. Proses ini tergantung pada jenis sertifikat SSL yang Anda pilih:

  • DV SSL: Hanya memerlukan verifikasi kontrol domain, seperti melalui email atau DNS record.
  • OV SSL dan EV SSL: Melibatkan proses verifikasi lebih lanjut seperti pengecekan legalitas organisasi dan dokumen resmi.

Setelah verifikasi selesai, sertifikat SSL akan diaktifkan dan tersedia untuk diunduh.

3. Instal Sertifikat SSL di Server Hosting

Setelah sertifikat SSL diaktifkan, langkah berikutnya adalah menginstalnya di server hosting tempat website Anda berada. Cara instalasi SSL ini dapat berbeda tergantung pada penyedia hosting dan server yang Anda gunakan. Berikut adalah beberapa panduan umum:

  • cPanel:

    1. Login ke cPanel hosting Anda.
    2. Pergi ke bagian Security, kemudian klik SSL/TLS.
    3. Klik Manage SSL sites, kemudian pilih domain tempat Anda ingin menginstal SSL.
    4. Masukkan Certificate (CRT), Private Key (KEY), dan Certificate Authority Bundle (CABUNDLE) yang Anda terima dari penyedia SSL.
    5. Klik Install Certificate.
  • Plesk:

    1. Login ke Plesk.
    2. Pergi ke tab Websites & Domains, lalu pilih domain yang ingin Anda amankan.
    3. Klik SSL/TLS Certificates dan upload sertifikat SSL Anda.
    4. Setelah itu, pilih sertifikat SSL di dropdown, dan aktifkan HTTPS.
  • Manual (untuk VPS / Dedicated Server): Jika Anda menggunakan server khusus atau VPS, instalasi SSL bisa dilakukan secara manual melalui terminal atau SSH.
    Pastikan untuk menyalin sertifikat SSL, private key, dan certificate authority bundle ke direktori server yang tepat, dan edit file konfigurasi server seperti nginx.conf atau httpd.conf (untuk Apache) untuk mengaktifkan SSL.

4. Ubah URL Website Menjadi HTTPS

Setelah sertifikat SSL terinstal dengan benar, Anda perlu mengubah URL website dari HTTP menjadi HTTPS. Anda bisa melakukan ini dengan beberapa cara:

  • Menggunakan Plugin (WordPress): Jika Anda menggunakan WordPress, ada plugin seperti Really Simple SSL yang secara otomatis mengubah semua URL di website Anda menjadi HTTPS.

5. Cek Konfigurasi SSL

Setelah SSL diinstal dan HTTPS aktif, pastikan semua halaman website Anda menggunakan HTTPS. Anda bisa menggunakan alat seperti SSL Checker atau Qualys SSL Labs untuk memverifikasi apakah sertifikat SSL sudah terinstal dengan benar dan berfungsi.

Pastikan bahwa:

  • Semua sumber daya (gambar, skrip, stylesheet) di website juga dimuat melalui HTTPS.
  • Tidak ada konten campuran (mixed content), yang berarti tidak ada elemen HTTP yang muncul di halaman HTTPS. Mixed content bisa menyebabkan masalah keamanan dan tampilan.

6. Update Google Search Console dan Analytics

Setelah SSL terpasang dan website Anda menggunakan HTTPS, pastikan untuk memperbarui profil Google Search Console dan Google Analytics Anda untuk melacak data dengan benar:

  • Google Search Console: Tambahkan versi HTTPS dari website Anda sebagai properti baru di Search Console.
  • Google Analytics: Update preferensi URL di Google Analytics untuk merefleksikan penggunaan HTTPS.

7. Perbarui Tautan Internal dan Eksternal

Pastikan bahwa semua tautan internal di website Anda mengarah ke URL HTTPS. Jika Anda menggunakan WordPress, beberapa plugin bisa membantu melakukan penggantian secara otomatis. Selain itu, jika ada tautan eksternal yang mengarah ke versi HTTP website Anda, usahakan untuk memperbarui tautan tersebut ke versi HTTPS.

Kapan Menggunakan SSL?

Contoh penggunaan SSL adalah ketika mengisi form di website, misalnya ketika mendaftar akun baru atau mengisi formulir kontak. Selain itu, saat melakukan pembayaran online di e-commerce, Sebab SSL memastikan bahwa informasi kartu kredit yang dimasukan tidak akan bisa disadap oleh pihak ketiga.

Dengan adanya SSL, situs atau website akan menunjukkan ikon gembok di bagian url.

SSL juga berguna untuk website yang meminta informasi login, seperti situs media sosial atau platform belanja online. SSL membantu melindungi informasi seperti username dan password agar tidak bisa diakses oleh hacker.

Jika kamu memiliki website, menggunakan SSL bukan hanya soal keamanan, tapi juga meningkatkan kepercayaan pengguna terhadap website Anda. Google pun memberi peringkat lebih baik untuk situs yang menggunakan SSL, jadi selain membuat website lebih aman, SSL juga bisa membantu meningkatkan visibilitas website di mesin pencari.

Jadi, bagi setiap pemilik website wajib memastikan SSL terpasang dan berfungsi dengan baik.

beda SSL dan HTTPS

Apa Bedanya SSL dan HTTPS?

Meski SSL dan HTTPS sering digunakan secara bergantian, sebenarnya keduanya merujuk pada hal yang berbeda namun saling berhubungan. Berikut adalah perbedaan utama antara SSL dan HTTPS

SSL adalah Protokol, HTTPS adalah Aplikasi SSL.

SSL adalah protokol keamanan yang bertanggung jawab untuk mengenkripsi data yang dikirimkan antara server dan browser. Di sisi lain, HTTPS adalah aplikasi dari SSL pada HTTP, menciptakan versi aman dari protokol HTTP. Jadi, ketika sebuah situs web menggunakan SSL, URL-nya berubah dari HTTP menjadi HTTPS.

SSL Melindungi Data, HTTPS Menandakan Koneksi Aman

SSL berperan aktif dalam melindungi data dengan mengenkripsi informasi yang dikirimkan melalui internet, sementara HTTPS adalah tanda bagi pengguna bahwa koneksi ke website tersebut aman. Ketika Anda melihat HTTPS di alamat URL, itu berarti SSL telah diterapkan pada website tersebut, dan data yang Anda kirim akan dienkripsi.

SSL adalah Teknologi, HTTPS adalah Protokol

Penggunaannya SSL merupakan teknologi yang dirancang untuk meningkatkan keamanan online, sedangkan HTTPS adalah protokol yang memanfaatkan SSL untuk memberikan keamanan pada transfer data di website. HTTPS memastikan bahwa komunikasi antara pengguna dan server dilindungi oleh teknologi enkripsi SSL.

SSL Gratis vs Berbayar Mana yang Lebih Baik?

Saat memilih sertifikat SSL untuk website Anda, ada dua pilihan yang bisa dipertimbangkan: SSL gratis atau SSL berbayar. Masing-masing pilihan memiliki kelebihan dan kekurangannya tergantung pada kebutuhan website Anda. Berikut adalah perbandingan antara SSL gratis dan berbayar serta kapan sebaiknya Anda memilih salah satunya.

SSL Gratis

SSL gratis adalah opsi yang banyak digunakan untuk blog pribadi atau website kecil yang tidak menangani banyak data sensitif. SSL gratis dapat diperoleh dari penyedia layanan seperti Let's Encrypt, yang memungkinkan pemilik website untuk mendapatkan sertifikat SSL tanpa biaya.

Keuntungan dari SSL gratis adalah biayanya yang nol, membuatnya menarik bagi pemilik blog atau website sederhana. Meskipun begitu, SSL gratis sudah cukup untuk memberikan enkripsi dasar yang melindungi data pengguna dari potensi serangan siber. SSL gratis umumnya sudah diakui oleh browser utama sehingga Anda tetap akan mendapatkan ikon gembok dan HTTPS di bilah alamat browser.

Namun, kekurangannya terletak pada durasi sertifikat yang lebih pendek (biasanya 90 hari), sehingga memerlukan pembaruan lebih sering. Selain itu, SSL gratis tidak menyediakan tingkat dukungan teknis atau jaminan keamanan yang tinggi, membuatnya kurang cocok untuk website bisnis atau e-commerce.

SSL Berbayar

Di sisi lain, SSL berbayar lebih cocok untuk website yang memerlukan tingkat keamanan tinggi, seperti toko online, perusahaan, atau layanan yang menangani transaksi sensitif. SSL berbayar biasanya ditawarkan oleh penyedia besar seperti Symantec, GeoTrust, atau Comodo, dengan fitur tambahan seperti jaminan keamanan dan dukungan teknis 24/7.

Keuntungan SSL berbayar adalah sertifikat yang lebih lengkap, termasuk opsi verifikasi organisasi atau verifikasi ekstensi (EV SSL), yang menampilkan nama perusahaan di bilah alamat untuk meningkatkan kredibilitas. Sertifikat SSL berbayar juga biasanya mencakup garansi, yang berarti jika terjadi masalah dengan sertifikat, ada kompensasi finansial.

Namun, tentu saja SSL berbayar memerlukan biaya, yang bisa bervariasi tergantung tingkat sertifikat yang Anda pilih. Meski harganya tidak gratis, SSL berbayar memberikan perlindungan ekstra dan dukungan teknis yang sangat penting untuk website dengan lalu lintas tinggi atau yang menangani informasi sensitif.

SSL (Secure Sockets Layer) memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga cyber security atau keamanan siber. SSL adalah protokol yang bertugas mengenkripsi data yang dikirim antara pengguna dan server, sehingga membantu melindungi informasi sensitif dari serangan atau akses tidak sah.

Hubungan SSL dan Keamanan siber

1. Perlindungan Terhadap Serangan Man-in-the-Middle (MITM)

Salah satu ancaman terbesar di dunia siber adalah serangan man-in-the-middle, di mana penyerang mencoba mencegat komunikasi antara dua pihak untuk mencuri data.

SSL mencegah hal ini dengan mengenkripsi data yang dikirim, sehingga pihak ketiga tidak bisa membaca atau mengubah informasi tersebut meskipun mereka berhasil mencegatnya. Data yang dikirim melalui koneksi SSL akan terenkripsi sehingga aman dari pihak yang tidak berwenang.

2. Keamanan Data Sensitif

Saat mengakses website tanpa SSL, data seperti informasi login, nomor kartu kredit, atau data pribadi lainnya dapat dikirim dalam bentuk teks biasa. Ini membuat data tersebut rentan terhadap pencurian oleh hacker.

Dengan SSL, data tersebut dienkripsi sehingga hanya server yang dituju yang bisa membacanya. Keamanan data sensitif ini sangat penting, terutama untuk e-commerce dan situs yang menangani transaksi finansial.

3. Verifikasi Identitas Server

SSL juga membantu memverifikasi identitas server yang berkomunikasi dengan pengguna. Sertifikat SSL dikeluarkan oleh Certificate Authority (CA), yang merupakan pihak ketiga terpercaya.

Saat pengguna mengunjungi website yang menggunakan SSL, browser memeriksa sertifikat ini untuk memastikan bahwa pengguna benar-benar berinteraksi dengan server yang sah, bukan dengan penyerang yang berpura-pura menjadi server tersebut.

4. Kepercayaan Pengguna dan Keamanan Website

Website yang dilengkapi dengan SSL ditandai dengan HTTPS dan ikon gembok di bilah alamat browser. Hal ini menandakan bahwa koneksi antara pengguna dan server sudah aman.

Dalam konteks cyber security, pengguna cenderung lebih percaya pada website yang menggunakan SSL karena tahu bahwa datanya terlindungi dengan baik. Kepercayaan ini menjadi salah satu fondasi penting dalam dunia siber, terutama bagi website bisnis dan layanan online.

5. Pemenuhan Standar Keamanan

Banyak regulasi keamanan siber, seperti GDPR dan PCI DSS, mewajibkan website yang menangani informasi sensitif untuk menggunakan SSL. Dengan demikian, SSL menjadi bagian penting dalam memenuhi standar keamanan siber yang diterapkan oleh berbagai industri.

Penggunaan SSL juga membantu organisasi dalam melindungi diri dari denda atau sanksi akibat pelanggaran peraturan keamanan data.

6. Mencegah Phishing dan Penipuan Online

SSL juga membantu mencegah phishing dan serangan penipuan online. Website palsu yang dirancang untuk mencuri informasi pengguna sering kali tidak memiliki sertifikat SSL yang valid.

Pengguna yang waspada dapat melihat apakah situs tersebut menggunakan SSL dengan mengecek adanya HTTPS di alamat website atau ikon gembok di browser. Ini membantu pengguna menghindari situs penipuan dan melindungi diri dari serangan phishing.

Di Manakah Bisa Menemukan Layanan SSL untuk Keamanan Website Anda?

Setelah menggali pengetahuan tentang SSL/TSL, mulai dari pengenalan hingga berbagai fungsinya dan jenis-jenisnya, kini waktunya Anda mengamankan situs web Anda dengan layanan SSL CloudRaya. Jangan biarkan situs Anda rentan terhadap ancaman keamanan, pilihlah protokol cryptographic terbaik kami untuk keamanan komunikasi yang tak tertandingi.

Tinggalkan komentar



Dapatkan Konsultasi Gratis Untuk Bisnis Anda
Logo Wowrack Horizontal breathing space-02
Surabaya (Kantor Pusat)
Jl. Genteng Kali No. 8, Kel. Genteng,
Surabaya, Jawa Timur 60275
Indonesia
(031) 6000-2888

Jakarta (Kantor Penjualan)
Menara BCA Lt. 50 Unit 4546,
Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10310
Indonesia

© 2024 Wowrack dan afiliasinya. Hak cipta dilindungi undang-undang.