Anda merasakan tagihan cloud yang terlalu besar. Kemudian Anda melakukan audit untuk memastikan tagihan sesuai dengan penggunaan. Hasil audit keluar, langkah pun telah diambil, tapi bulan depan tagihan masih tetap tidak berubah. Pernah mengalami hal seperti ini?
Audit cloud, sebuah proses yang menjanjikan efisiensi kepada bisnis. Membuka keborosan, merampingkan pengeluaran, dan menyesuaikan penggunaan dengan kebutuhan bisnis sering menjadi “janji” dari sebuah audit cloud.
Namun tidak dapat dipungkiri, bagi banyak bisnis, audit cloud hanyalah sebuah proses checklist yang menghasilkan laporan dan rekomendasi, namun tidak menghasilkan perubahan nyata. Biaya tidak berubah, atau bahkan meningkat, dan cloud terasa menjadi lebih rumit untuk Anda.
Dari sini dapat terlihat bahwa ada sebuah masalah. Yang banyak terjadi adalah, bisnis tidak dapat melakukan interpretasi maupun eksekusi dengan tepat dari laporan yang telah dihasilkan oleh audit.
Artikel ini akan mengungkap alasan mengapa kebanyakan audit cloud gagal, dan bagaimana cara memperbaikinya. Baca selengkapnya jika Anda sudah capek dengan audit yang tidak menghasilkan.
Mengapa Kebanyakan Audit Cloud Gagal
Tujuan dari sebuah audit cloud adalah memberikan visibilitas dan kendali terhadap infrastruktur cloud yang bisnis gunakan. Namun tidak sedikit dari audit yang hanya menghasilkan laporan tanpa dampak nyata.
Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa banyak audit cloud gagal dan bagaimana Anda dapat memperbaikinya.
1. Tujuan Audit yang Tidak Jelas
Apa yang ingin dicapai? Mungkin sebagian besar dari Anda akan menjawab “kurangi biaya cloud.” Lalu apa?
Apa yang ingin dicapai adalah sebuah pertanyaan yang ringkas tetapi sangat berdampak, karena hingga saat ini masih banyak audit yang dilakukan tanpa tujuan yang jelas atau terlalu umum. Yang sering terjadi kemudian adalah audit memberikan laporan yang sama umumnya. Pada akhirnya, solusi yang dilakukan tidaklah signifikan dan Anda merasa audit tidak memberikan hasil.
Jadi solusinya apa? Buat tujuan yang spesifik untuk audit. Sebagai contoh, mengurangi kebutuhan penyimpanan, mengidentifikasi workload berjalan yang minim guna, atau mengurangi kebutuhan egress data.
Kemudian buat sebuah metrik atau KPI sebagai titik ukur pada setiap langkah dan fase yang dilakukan. Dengan adanya tujuan yang pasti, audit yang sebelumnya hanya meraba-raba, menjadi aksi pasti yang dapat memberikan hasil.
2. Data tanpa Wawasan
Pernahkah Anda mendengar kata “data overload”? Sebuah keadaan di mana data tersaji dalam jumlah masih yang mengakibatkan hambatan, baik dari segi pengambilan keputusan, operasional, hingga mental Anda.
Cloud modern saat ini sudah dilengkapi dengan alat diagnosis yang dapat memberikan berbagai data, seperti data penggunaan maupun billing. Namun sebesar apapun data yang diberikan tidaklah bermakna apabila tidak menghasilkan solusi. Tidak sedikit yang kemudian menghabiskan waktu bermain data daripada melakukan tindakan nyata.
Jadi apa yang bisa dilakukan? Bisnis perlu melakukan konsolidasi dan interpretasi. Gunakan sebuah perangkat yang dapat memberikan informasi dalam satu kesatuan, baik dari segi billing, performa, dan kinerja.
Selain itu, penerapan pola pikir yang tepat dengan lingkungan cloud, seperti FinOps, juga dibutuhkan. Pengeluaran IT bukan hanya sebuah metrik maupun angka, tapi sebuah keputusan bisnis. Dari sini, wawasan tim menjadi penting. Karena ketika berbagai tim yang ada dalam bisnis menginterpretasikan data secara bersamaan, hasil yang diberikan adalah lebih dari sekedar angka.
3. Minim Pemahaman Konteks
Sedari kecil kita sudah diajarkan untuk melihat makna dibalik yang terlihat. Bagaimana nilai buku tidak terkandung pada sampulnya, melainkan isinya. Konteks memberikan makna pada sebuah tindakan.
Laporan audit mungkin menandai sebuah proses dalam cloud karena biayanya yang tinggi, namun apakah proses tersebut penting? Apakah lonjakan yang terjadi karena pelayanan ke pelanggan atau ada kode yang eror? Alih-alih efisiensi, tanpa adanya konteks, laporan tersebut menghasilkan keputusan yang jelek.
Cara menanganinya? Ajak mereka yang memiliki andi dalam infrastruktur cloud. Dalam hal ini, baik tim teknis maupun non-teknis selama diskusi audit berlangsung. Tim finance membicarakan segi keuangan. Tim teknis membicarakan kenapa proses tersebut penting bagi bisnis. Tim sales dan marketing menjelaskan lonjakan yang terjadi.
Memahami alasan dibalik sebuah kejadian dapat membawa keputusan yang tidak hanya tepat, namun juga aman.
4. Mengabaikan Biaya Tidak Terlihat
Bayangkan Anda ingin membeli makanan seharga 20.000. Saat sudah di rumah, uang yang Anda keluarkan bukanlah 20.000, melainkan 22.000 karena harus membayar parkir. Mungkin Anda bisa mengabaikan 2.000, tapi bagaimana jika itu ratusan ribu atau bahkan jutaan? Bisakah di abaikan?
Cloud yang bengkak, sering kali menyebabkan kenaikan biaya operasional yang tidak terduga. Pembaruan lisensi secara otomatis, proses yang diam dari proyek yang tidak digunakan, atau biaya egress data yang terkadang tidak dipikirkan dan direncanakan adalah beberapa contoh nyata yang sering terjadi.
Bagaimana menanganinya? Bisnis harus lebih proaktif. Jangan hanya mengandalkan laporan keuangan yang disediakan oleh penyedia layanan cloud, tapi juga dukung dengan laporan personal yang dapat mendata secara detail.
Ciptakan script yang dapat membantu menemukan proses yang tidak digunakan ataupun lisensi yang masa berlakunya akan habis. “Biaya tidak terlihat” semacam ini sering menjadi alasan mengapa operasional cloud menjadi bengkak.
5. Rekomendasi tanpa Aksi
“Hapus proses yang tidak digunakan” atau “sesuaikan ukuran VM” mungkin adalah beberapa kalimat yang sering muncul dan Anda dengar, baik dari pencarian internet maupun laporan hasil audit. Sayangnya, seperti yang sudah Anda alami, rekomendasi umum seperti ini tidak membuahkan hasil.
Mendapatkan rekomendasi umum semacam ini bagaikan Anda ditunjuk dengan masalah yang di hadapi. Yang Anda butuhkan adalah cara menanganinya.
Dan cara menanganinya adalah dengan memiliki rencana yang dapat di lakukan. Untuk setiap rekomendasi yang di dapat, harus di imbangi dengan langkah berikutnya yang harus di ambil. Sebagai contoh, siapa yang bertanggung jawab, kapan akan dilaksanakan, apa hasil yang ingin dicapai, atau bahkan ciptakan langkah sesuai dengan dampak yang akan diciptakan.
Prioritas, pengguna, dan garis waktu yang jelas menjadi kunci dalam memberikan dampak dari rekomendasi sebuah audit. Karena audit bukan tentang apa yang ditemukan, tapi apa yang dilakukan setelahnya.
Ingin Mendapatkan Audit Cloud yang Memberikan Hasil?
Audit cloud gagal bukan karena prosesnya yang terlalu kompleks. Audit bisa gagal karena kurangnya persiapan, konteks, dan akuntabilitas. Memberikan tujuan yang pasti, pemahaman yang jelas, dan kolaborasi oleh seluruh bagian bisnis, audit tidak hanya menghasilkan laporan, tetapi juga hasil nyata.
Di Wowrack, kami membantu Anda menjalankan audit hingga akar permasalahan dan membantu mengambil tindakan yang dapat memberikan hasil.
Bila Anda ingin audit selanjutnya memberikan hasil, kami menawarkan program free 1:1 Cloud Cost Review Session dengan salah satu teknisi ahli optimalisasi kami. Kami akan melakukan pencarian yang komprehensif, mengidentifikasi pemborosan yang ada, dan membuat rencana kerja yang disesuaikan untuk bisnis Anda.
Siap ubah audit cloud Anda dari laporan biasa menjadi dampak nyata? Jadwalkan sesi gratis 1:1 Cloud Cost Review bersama tim teknis kami hari ini!