Mirroring dan replikasi database merupakan suatu proses penggandaan yang kerap dilakukan pada DBMS (Database Management System). DBMS sendiri adalah sebuah sistem yang ditujukan untuk mengelola database. Tidak hanya mengolah, solusi keamanan data dari ancaman eksternal maupun internal seperti backup dan disaster recovery juga termasuk di dalamnya.
Dalam proses backup ataupun pembuatan disaster recovery center, Mirroring dan replikasi merupakan dua metode yang sangat umum digunakan.
Meskipun sama-sama proses menggandakan data, namun mirroring dan replikasi data merupakan dua metode yang berbeda.
Secara garis besar, perbedaan mirroring dan replikasi data terletak pada apa yang diduplikat, bagaimana, dan kemana hasil duplikat tersebut di simpan.
Untuk lebih jelasnya, ada baiknya untuk menyimak penjelasan mengenai mirroring dan replikasi database pada artikel ini.
Pengertian Mirroring
Mirroring adalah suatu proses menggandakan data yang dilakukan dalam sekali waktu. Setiap data yang ada dalam database perusahaan digandakan secara identik dengan data aslinya. Biasanya, hasil dari data mirroring di simpan pada lokasi server yang sama maupun berbeda menjadikannya database baru
dengan konten data yang sama. Lokasi di mana data hasil mirroring disimpan disebut dengan istilah mirror server.
Tujuan dilakukannya Mirroring data diantaranya adalah untuk meningkatkan High Availability (HA) pada infrastruktur perusahaan. Dengan begitu infrastruktur perusahaan akan mempunyai kesempatan lebih tinggi untuk menghindari kerugian akibat server down, atau kegagalan sistem, bahkan dari serangan siber.
Jika terjadi masalah pada database utama, maka perusahaan dapat melakukan failover secara otomatis ataupun manual pada mirror server. Meskipun dianggap membutuhkan biaya yang besar, mirroring database menawarkan keuntungan-keuntungan yang mampu menghindarkan perusahaan dari kerugian yang bernilai lebih besar.
Manfaat mirroring database
Solusi Remediasi
jika database utama mengalami kegagalan. Perusahaan dapat dengan segera memulihkan fungsi database dengan melakukan failover ke mirror server.
Meminimalisir Downtime.
Melakukan failover pada mirror server memerlukan waktu yang relative lebih cepat daripada restore data dari backup. Artinya, perusahaan tidak perlu mengalami downtime lama yang merugikan.
Skalabilitas.
Menggunakan teknologi cloud, mirroring data akan selalu dapat memenuhi kebutuhan storage perusahaan tanpa membutuhkan hardware ataupun ruang tambahan.
Mirroring data cocok digunakan untuk perusahaan yang dituntut untuk bisa diakses selama 24 jam, seperti pada industry perbankan dan badan kepemerintahan.
Cara kerja Mirroring
Mirroring database bekerja dengan menduplikasi data dari server utama ke server cermin secara real-time. Setiap perubahan yang terjadi pada database di server utama langsung ditransfer ke server cermin, sehingga kedua server selalu memiliki data yang sama.
Jika server utama mengalami gangguan atau kegagalan, server cermin dapat segera mengambil alih peran server utama, memastikan bahwa akses ke data tetap tersedia tanpa gangguan.
Proses ini memastikan ketersediaan data yang tinggi dan meminimalkan risiko kehilangan data. Mirroring sangat berguna untuk menjaga kontinuitas bisnis dan memastikan operasional tetap berjalan lancar.
Definisi Replikasi Database
Replikasi database ialah suatu proses penduplikasian infrastruktur
database beserta semua data yang ada di dalamnya secara menyeluruh. Proses
replikasi biasanya dilakukan secara berkala pada satuan waktu tertentu (e.g. setiap
15 menit, 30 menit, 1 jam, dst.). Proses penggandaan dilakukan secara identik
dan satu arah, dari primary site
(database utama) ke secondary site
(database kedua).
Jika Mirroring data bisa disimpan dalam lokasi yang sama,
replikasi data di simpan pada lokasi dan server yang berbeda. Tidak jarang
replikasi yang tersimpan pada secondary site
yang lokasinya jauh dari primary site
seperti luar kota, bahkan di negara yang berbeda.
Hal ini berhubungan dengan tujuan dilakukannya replikasi,
salah satunya yaitu untuk Disaster Recovery Plan. Jika suatu bencana terjadi pada site utama, secondary site yang
berlokasi jauh dari site utama tidak
akan terkena dampak yang sama. Perusahaan dapat langsung melakukan failover
pada secondary site, dengan begitu perusahaan tidak perlu
mengalami kerugian yang diakibatkan oleh downtime, kegagalan sistem, hingga serangan
siber.
Manfaat replikasi database
Meningkatkan Ketersediaan Data.
Sama halnya dengan mirroring database, replikasi data
juga bisa memberikan High Availability bagi sebuah perusahaan. Kapanpun primary site mengalami masalah, data
beserta infrastruktur database bisa langsung diakses kembali dengan melakukan failover pada secondary site.
Mempercepat Akses Data
Bagi perusahaan dengan banyak cabang terutama perusahaan multinasional, pengguna kemungkinan
mengalami latency saat mencoba mengakses data lintas negara. Dengan
mereplikasi data dan meletakannya pada server model centralized namun tetap
menggunakan shortest path (dalam negeri) maka dapat mempercepat proses
akses data.
Cara Kerja Replikasi Database
Replikasi database bekerja dengan cara menduplikasi data dari satu database ke satu atau lebih database lain secara terus-menerus. Dalam proses ini, setiap perubahan yang terjadi pada database sumber (seperti penambahan, penghapusan, atau pembaruan data) secara otomatis disalin ke database target. Replikasi dapat dilakukan secara real-time atau pada interval waktu tertentu, tergantung pada kebutuhan.
Kapan Menggunakan Mirroring vs. Replikasi
Memilih antara kapan menggunakan mirroring atau replikasi database merupakan keputusan penting yang harus Anda sesuaikan dengan kebutuhan bisnis dan infrastruktur IT yang ada.
Kedua metode ini memiliki peran yang berbeda dalam menjaga ketersediaan data, dan masing-masing lebih efektif dalam situasi tertentu.
Situasi yang Tepat untuk Mirroring
Mirroring adalah pilihan yang tepat ketika perusahaan membutuhkan ketersediaan data yang tinggi dan failover cepat. Berikut adalah beberapa skenario di mana mirroring sangat efektif
Sistem Transaksi yang Memerlukan Keandalan Tinggi
Perusahaan seperti bank, perusahaan e-commerce, atau layanan kesehatan yang menangani transaksi real-time tidak dapat mentoleransi downtime.
Jika server utama mengalami kegagalan, server cermin yang terlibat dalam mirroring dapat segera mengambil alih, sehingga operasi dapat terus berjalan tanpa gangguan. Ini memastikan bahwa transaksi, pembayaran, atau akses data penting tidak terputus.
Ketersediaan Data yang Sangat Penting
Dalam lingkungan bisnis di mana akses data yang konstan sangat penting, seperti di pusat panggilan atau layanan darurat, mirroring memastikan bahwa data selalu tersedia.
Dengan server cermin yang selalu sinkron dengan server utama, risiko kehilangan data dapat diminimalkan, dan waktu pemulihan sangat cepat jika terjadi kegagalan.
Lingkungan dengan Downtime yang Minim
Perusahaan yang beroperasi 24/7, seperti layanan cloud atau penyedia layanan internet, memerlukan uptime yang tinggi. Mirroring memungkinkan mereka untuk mempertahankan operasional tanpa terganggu, karena server cermin dapat mengambil alih peran server utama tanpa jeda.
Situasi yang Tepat untuk Replikasi
Replikasi database, di sisi lain, lebih cocok untuk distribusi data ke beberapa lokasi atau mendukung aplikasi terdistribusi. Berikut adalah beberapa skenario di mana replikasi menjadi pilihan yang lebih baik:
Distribusi Data ke Beberapa Lokasi
Perusahaan multinasional dengan cabang di berbagai negara membutuhkan data yang tersedia di berbagai lokasi. Replikasi memungkinkan data untuk disalin dan disebarkan ke server di seluruh dunia, memastikan bahwa setiap kantor cabang memiliki akses ke data yang sama. Ini sangat penting untuk perusahaan yang membutuhkan konsistensi data di berbagai wilayah geografis.
Mendukung Aplikasi Terdistribusi
Aplikasi yang digunakan oleh banyak pengguna di berbagai lokasi membutuhkan akses data yang cepat dan efisien. Replikasi database memungkinkan data untuk didistribusikan di beberapa server, sehingga setiap pengguna dapat mengakses data dari server terdekat.
Cara ini mengurangi latensi dan meningkatkan kecepatan akses, yang sangat penting untuk aplikasi yang melibatkan banyak pengguna atau permintaan tinggi.
Pengolahan Data yang Paralel
Dalam skenario di mana data perlu diproses secara paralel di beberapa lokasi, replikasi memungkinkan setiap lokasi untuk memiliki salinan data yang sama dan memprosesnya secara independen.
Cara ini berguna untuk analitik data, backup, atau skenario di mana data yang sama perlu diakses dan diolah oleh beberapa tim secara bersamaan.
Meningkatkan Kapasitas Baca
Ketika aplikasi memiliki banyak pengguna yang membaca data secara bersamaan, replikasi dapat digunakan untuk mendistribusikan beban baca di beberapa server.
Sehingga membantu menghindari bottleneck dan memastikan bahwa aplikasi dapat melayani lebih banyak pengguna tanpa menurunkan kinerja.
Disaster Recovery Plan (DRP).
Replikasi biasa digunakan pada solusi Disaster Recovery sebagai salah satu bentuk Business
Continuitiy Plan (BCP). Dengan adanya DRP, perusahaan bisa berfokus pada
perkembangan perusahaan alih-alih pada keamanan data.
Baik proses mirroring ataupun replikasi dapat dilakukan
secara mandiri maupun menggunakan bantuan perusahaan penyedia layanan seperti
DRC ataupun BCP. Tentunya, jika menggunakan layanan pihak ketiga, perusahaan
bisa dengan mudah merasakan kelebihan yang ditawarkan dua metode penggandaan
tersebut.
Jika Anda membutuhkan perencanaan keberlangsungan bisnis berupa disaster recovery atau layanan data center, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui live chat atau menghubungi sales@wowrack.co.id.